Sunday, April 25, 2010

you confuse me

you confuse me. why don't you just tell me what you want from me. or what you want from yourself. therefore, everything will be nice and simple. you don't want to complicate things, but you just make it complicated for yourself. why? because you are not being true to yourself.

me? I'm just the kind of person who enjoys truthful opinion about the world. including what lies beneath the complicated interpersonal interaction. for me, it was really simple. I'd rather talk. silence kills me. although ignorance is a bliss -says those introverts- is sometimes true, it is not right for this context. say something. tell me what you want from me. stop ignoring my presence. you know it kills you.

Labels: , ,

Wednesday, November 18, 2009

Rock n ' roll pura-pura

--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------


Kamu hanya berpura-pura
Tercekat dalam pusaran yang sudah menua
Berputar dalam tornado rasa
Menghajar dengan kata-kata luar biasa

Kamu hanya berpura-pura
Menggali liang kubur dan menyiapkan peti
Menarik sekuat tenaga leher yang tercekik tali
Berdiri di ujung niagara tempatmu menjatuhkan diri

Kamu hanya berpura-pura
Menenggak wishky dan vodka
Menusuk jarum dan menghirup ganja
Bersama lelaki berkutang senja

Kamu hanya berpura-pura
Menjadi batu
dan berguling-guling
melindas si malang Sisipus

Depok. Kantor ini sudah basi, aku terlalu lama di sini. 18 Nov 09

Labels: , ,

Tuesday, July 21, 2009

minimal...

petak itu tidaklagi hitam putih
di sela-selanya selalu ada merah
yang berbau amis seperti darah

kota itu tidak lagi bingar
di antaranya selalu ada bisik
yang mencuri berisik
dan menelannya dengan cantik

bahasa itu tidak lagi berucap
di antar katanya selalu ada sedak
yang merangkai terbata-bata
dan menghancurkan rangkaian bicara

ledak itu tidak lagi mengejutkan
mungkin karena kita bukan lagi pion catur
yang digerakkan tangan-tangan setan
maupun tangan tuhan

namun semesta masih ajaib seperti biasanya
minimal untuk hari ini

Labels: ,

Thursday, February 26, 2009

Tulisku pada status di facebook...

Teraya membiarkan angin bertiup menembus ubun-ubun di kepalanya yang sedang kosong...

 

dan pada multiply kutambahkan...

 

 

Datanglah para pecandu

Rasukilah aku seperti dulu

Bisikilah dengan dusta-dustamu yang biasa ku telan hingga tenggelam ke dalam waktu

Ajari jemariku menari dengan lihai, seperti bibirku dalam mengecup kepahitan

Bawa aku pada tandu kematian

Membelah lidah api seperti terbelahnya laut hitam

Palung-palung itu begitu dingin, begitu nyaman

Tempatku bersarang pada sebuah dimensi

Dimana hanya aku dan tuhanku yang mengerti

Aku merindu melangkah seorang diri

Bersandar pada angin dan semesta

Menjadi anak alam penangkal malapetaka

Datanglah para pecandu

Rasukilah aku seperti dulu

Tanpa dunia semaya kasat mata

Bisa apa aku?

Terbatas pada kata

 

Depok, 26 Feb 2009

Labels: , , , , , , ,

Monday, October 27, 2008

sungguh amat sangat kejam kau unipersitas endonesaaa

uniperrsitas endonesaaa (***bukan nama institusi yg sebenarnya)
sudah mau dua tahun daku mengabdi pada lambang bunga kepatang~~!!!
mengajar generasi penerus bangsa agar bisa bicara "helo... ai lap yu.. ken yu tel mi yor nemm"

tapi sungguh kejam kau.. ooohh.. kejam seperti amrozi cs...

pertama, adik-adikku kau ancam tak boleh berorganisasi
kedua, aku harus kuliah terus sampe tua baru bole jadi pegawai tetap (duit dari mana buat jadi S3!!! mao S2 aja susah!!! nyeeet!!!!)
ketiga, (dan yang paling penting) MANA GAJI GUE DARI BULAN SEPTEMBER!!!!!!! MANAAA?!?!?!?!?!! EMANG LO KIRA GUE GAK HARUS BAYAR TAGIHANNN??!!???!!??!!

huh! padahal aku sudah berhenti dari kejaan lama demi bisa memajukanmu!!! tapi engkau ternyata lebih kejam dari ibu tirinya para penjajah!!!! hiks hiks hiks...
katanya kamu unipersitass pancen oye se endonesaaa.... sok sok mau jadi institusi mandiri kayak sekolah swasta... tapi tapi... ooohh... menggaji pegawai saja kok tak becusss?? (saya tahu kamu punya uangnya... kamu banyak uang karena jalur penerimaan mahasiswa secara mandiri itu kannn??? hayooo... uang kuliah naik kok gaji staff pengajar tidak???)

SADIIISSS!!!! SADIIISSS KAU... SADISS!!! 

Labels: , ,

aku sudah lupa

aku sudah lupa cara merangkai kata-kata hangat bertaburkan heharuman tujuh rupa kelopak bunga
aku sudah lupa meniti satu demi satu aksara yang memagut kokoh membentuk formasi-formasi kuat untuk menampar hati para peniti makna
aku pun lupa caranya menyulap satu demi satu perih dan tawa menjadi hujan verbal yang terperangkap dalam getaran dunia maya

kubiarkan semuanya menggelembung menjadi roh-roh hidup dalam tubuhku
mengendap seperti robot-robot di stepford
isi kepalaku menyublim menjadi angin yang sekedar menggoyangkan ilalang
lupa pula caranya mengetuk pintu jantung malam berbintang

wahai carut marut yang selama ini kupeluk
kemana dirimu di tengah dunia yang kian kusut?

Labels: , , , , , , , ,

the truth

let me just say this
just for you to know
it hurts knowing the fact that i hope the least
i'd prefer not knowing the truth at all
when it's actually best to know
the unbearable truthful pain of the truth

thank you for keeping everything fair and square with me
now go chase your desired smile
it's not mine. it's not me
my smile has long gone within every immature heartache
it grew up into a vicious predator
a flesh-eating carnivore smile
the last thing you would kiss
and the last thing you would embrace into your deep sleep

look at me now
now this is the truth
my eyes are bursting into bloody tears
nevertheless...
can't you see that i'm truthfully smiling right now?

Labels: , , , , , , ,

Wednesday, September 24, 2008

distorsi alam

Suatu hari mereka terjebak di bawah sebuah payung yang bergelantungan di langit. menadah serbuan serdadu awan yang menyerupai hujan. di bawah payung hijau itu mereka berbincang seakan hari tidak berujung pada 24 jam.

Mereka adalah seorang laki-laki yang jakunnya tidak tumbuh-tumbuh, dan seorang perempuan yang matanya tidak buta-buta, tapi juga tidak pernah terbelalak. mereka adalah pasangan muda yang tidak pernah merasa akan tua, selalu mencari hal-hal yang bisa membuat mereka merasa memiliki dunia. membuat dunia jadi semakin kecil seperti upil yang bisa dijentikkan dua jemari ke ruang bebas.

mereka sedikit berbincang, seolah bermain bulutangkis santai meskipun mereka tahu dunia yang sesungguhnya besar itu sedang menjebak mereka dalam suang sempit tanpa waktu. ruang yang dibatasi serdadu cair yang dijatuhkan kerajaan awan. sekali terserang hujanan peluru, mereka akan tenggelam dalam kuyup dan berketerangan kehujanan.

mereka berusaha mendengar alunan nada yang keluar dari telepon genggam sang lelaki. alunan yang bunyinya berperang dengan para serdadu, lalu mereka memperbincangkan alunan nada-nada tersebut. tersesat dalam distorsi alam dan teknologi.

mereka adalah dua kelinci, terjebak dalam kurungan ayam. apa arti yang sedang dicari, merekapun tak tahu. mereka hanya menikmati setiap detik dalam keterjebakan itu, menantang alam untuk segeraq menghentikan serdadunya, sehingga mereka bisa kembali berjalan dan memimpikan keringanan hal-hal yang serupa duniawi tanpa rintihan-rintihan hati.
 

Labels:

Tuesday, September 02, 2008

Gak heran di Indonesia banyak kriminal berkeliaran...

Wong polisinya aja sering salah tangkep...
Kalo nggak dapet bukti-bukti yang jelas, bukannya nanya sama Tuhan malah nanya sama dukun...
Maen kekerasan fisik ke tersangka biar mao ngaku dan pekerjaan cepat selesai... jadi pahlawan deh...

Keadilan macam apa sih yang ditegakkan di negara ini?!?!?!?

Labels: , , ,

Thursday, August 14, 2008

bekerja seperti orang bodoh

buat apa anak buah bertanggungjawab kalo bos nya juga nggak bertanggungjawab???

Labels: ,

Monday, July 14, 2008

?

Di antara sepi aku ada
Di antara perih aku sirna

Kalau boleh kuucapkan sepatah kata
Di sudut ini dia mematung
Di antara mendung aku merenung

Labels: ,

Mimpiku Semalam

Ada dirimu yang kupenjara
Terkurung dan tak ingin kulepas
Kubiarkan kau menderita
Tersesat dalam ruang sempit dan gelap
Dimana harapan dan impianku kukubur bersama mayat-mayat busuk
Kukunci kau di ruangan itu hidup-hidup
Membiarkan kau membara dalam kebencian
Karena kekebasanmu kuredam
Lalu aku menyesal dan membuka penjara itu
Membiarkan kau lepas tanpa merasa bebas
Karena tersungkur aku dikakimu, menangis, memohon pengampunan dan kasih sayang
Meski egois aku, tak ingin biarkan kau pergi dari hatiku
Yang sudah berbau busuk dan berwarna kelam, terasa perih dan pahit

Bekasi, 14 Juli 2008
**sebuah mimpi setelah malam panjang yang melelahkan

Labels: ,

Friday, April 18, 2008

we are lost

we are lost
we are nothing
we are dreadful piece of junk in the valley of diamond
we are a chunk of rotten flesh, not even appealing for a dirty slum dog
we are drowned in a substance of love, the love no one has ever given but ourselves
we are lost
we are nothing
just a little drop of salty tear
in the myriad lucid dreams in a desert storm
we are lost
we are nothing
not even worthed to think and exist
like the beast in a mysty chimerical delussion

Labels: , , ,

Wednesday, March 12, 2008

...tired of thinking of the thinking tired...

... do all these sacrifice worthed?
...is my quality life time wasted just like that?

Opportunities come, but I'm not sure when to really be part of it
And I'm drowned!
It's tomorrow!
It's next week!
It's during this month!

but I am all loaded! I'm tired!

God please help I got these nervous breakdown symptoms and the comeback of my bygone border-personality mood

I'm tired... and thinking... and tired of thinking of it...

Labels: ,

Monday, February 11, 2008

resiko memiliki dua pekerjaan tetap dan satu pekerjaan senang-senang

Sebagai seorang perempuan labil yang merasa memiliki banyak energi, kesempatan apapun sabet aja... Bukan untuk uang sih tp lebih untuk pengalaman belajar (dan uang juga, hehehe)
Akhirnya, badan rontok... otak rontok... waktu rontok...
Rasanya dalam seminggu ada 7 hari tuh masih kurang.
Idealnya mungkin seminggu 10 hari. 6 hari kerja, 4 hari weekend, ehhehe

Tapi kenyataannya sekarang, semuanya serba menyusahkan...
Tapi si bodoh yang suka asal ngambil keputusan demi menaikan nama diri sendiri tanpa pikir panjang ini masih berusaha bertahan. Bertahan menghadapi mahasiswa gadungan yang makin hari makin kurangajar dan deadline dan deskjob yang tidak manusiawi....

Lalu pekerjaan senang2 datang... yang tiba2 memberi pe-er 'ngulik' lagu2 susah (panitia bodooooh, udah gak sanggup bayar banyak maunya pulaaa....)

Oh, toloooonggg....
Satu-satunya hiburan sesaat:
GAJIAAANNN!!!!

Labels: , , ,

Tuesday, January 29, 2008

The Republic of Idiotnesia

IDIOTNESS NUMBER ONE

The Jakarta Post
, Monday, January 28, 2008:

Govt declares seven days of national mourning

    "President Yudhoyono last declared a three-day national mourning period on Dec. 27-29 in 2004 for the thousands of people in Aceh and Nias who were killed in the indian Ocean tsunami on Dec. 26.

    President Megawati Soekarnoputri announced one day of national mourning on Nov. 15, 2002, after 202 people, mostly foreign tourists, were killed in terrorist bombings on Bali on Oct. 12."


In my naive yet honest conclusion, the government honored Soeharto more than those thousands of people who were killed by the tsunami and terrorist bombings.
FOR GOD'S SAKE!!! SEVEN DAYS??? HE'S JUST A PERSON WHO DEVELOPED THIS COUNTRY AND THEN DESTRUCTED IT!!! IS HE'S REALLY THAT BIG COMPARED TO THOSE THOUSAND OF INNOCENT PEOPLE DIED ON THE TSUNAMI AND BOMBINGS?


IDIOTNESS NUMBER TWO

Jam 12 malam kurang lima menit gue iseng nyalain TV dan yang pertama tampak adalah TPI yang sedang menyiarkan pengajian2 untuk mendoakan Soeharto. Seorang ibu-ibu yang diwawancara berkata sambil tersipu "Wah sedih sekali yah kita kehilangan presiden yang sebaik itu. Ya... walaupun presiden kan pasti punya kekurangan dan kelebihan juga, namanya juga manusia. jadi kita maklumi dan maafkan saya kekurangannya..." (Saking 'cengo' dan kagetnya gue mendengar itu, gue sampe hafal dan sanggup mengutipnya di sini. Sementara si Ibu, senyam senyum seolah karena bangga masuk tipi... lhaaa, katanya berduka???)

MAKLUMI???
ARE YOU KIDDING ME, LADY???




okay, two idiotness for today. And I'm looking forward for more tomorrow...

Labels: , , ,

Sunday, January 27, 2008

Ketika "big development daddy" meninggal dunia...

saya berharap dia hidup lebih lama lagi, agar keadilan secara hukum di dunia dapat ditegakkan.
keadilan di akhirat? ah... kalian ini bisa saja...
lalu media membuat saya muak dengan kilas baliknya pada masa-masa penuh represi itu
dimana siapa saja yang berani bicara menghilang satu persatu
kecerdasan dibungkam dan digantikan dengan susunan-susunan pemikiran atifisial penuh tendensi menjijikan
dan dia menjadi tampak seperti pahlawan.
boleh lah, pahlawan untuk sebagian orang yang kecipratan kenikmatan kuasanya, tapi tentu tidak untuk saya

apakah saya berbelasungkawa? tentu. bukan untuk "sang ayah", tapi untuk kecerdasan bangsa dan keadilan.
ha ha. semoga apa yang mereka sebut dengan keadilan di akhirat itu benar adanya...

Labels: , ,

Friday, January 11, 2008

Memakan Senja

Dia berlari tanpa akhir, senja sedang mengejarnya. Senja ini tidak menusukkan cahaya yang panas, melainkan menyabik-nyabik kulitmu dengan dinginnya es yang menusuk. Lalu dia berlari ke lembah-lembah, gunung-gunung, sungai-sungai dan laut-laut. Bersembunyi di balik setiap gedung pencakar langit, pohon-pohon tertinggi, dan gerhana-gerhana yang lari ke sana kemari.

Kemanapun lelaki yang buta sebelah itu pergi, senja selalu mengejarnya. Senja selalu berada di Utara, dan kemanapun dia berlari, tetap ada di utara. Lelaki setengah buta itu berangan-angan seandainya saja dia bisa melenyapkan sang senja. Berharap senja tenggelam dan ia pun dapat diselamatkan bulan. Lelah lelaki setengah buta itu berlari dan hampir habis kulitnya tercabik-cabik dingin es.

Lelaki buta mendapatkan sebuah ide, mungkin kalau ia mengubur dirinya hidup-hidup, ia akan aman. Ia menyadari bahwa sedikit lagi matanya akan buta total. Pandangannya mulai kabur, menyisakan bias abu-abu di setiap warna-warni yang ia lihat. Ia tahu sebentar lagi ia hanya akan melihat gelap.

Lalu mulailah dia menggali kuburannya sendiri dengan tangan-tangan yang sudah berlumur darah dan tanpa kuku. Hari demi hari dia harus terus menggali. Dia harus bertahan hidup dari kejaran sang senja yang memang sudah lama mengincarnya untuk dijadikan santapan berikutnya. Sambil bersembunyi dari senja, dia terus menggali, sesekali bersembunyi lagi saat senja mengintip dari sela-sela dedaunan yang tinggi, di bukit bersetan merah itu.

Sedikit lagi ia tidak akan bisa melihat. hanya tinggal titik-titik warna yang bisa dibaca matanya. Senja pun sudah menemukan lelaki nyaris buta itu, dan mulai mencabik-cabik kulit punggung dan bokongnya. Tapi karena sedikit lagi lubang persembunyian itu cukup besar untuk menenggelamkan dirinya ke dalam tanah, maka rasaperih cabikkan-cabikkan itu ia abaikan.

Lalu lelaki itu membiarkan dirinya tenggelam dan terbenam di dalam lubang penuh cacing, ular, dan kalajengking. Membiarkan dirinya membusuk bersama tanah. Namun satu hal tertinggal di luar sana, yaitu bola matanya yang nyaris buta. Tubuh tetap menjadi tubuh yang busuk di balik tanah, tetapi mata masih bisa melihat walaupun sedikit. Ia bersembunyi di balik belantara visual yang diciptakan warna warni khayal dan mimpi, sisa-sisa apa yang ia pelajari dari wujud seorang manusia. Dan kala lapar, bola mata menjelma senja yang siap mencari mangsa, siapa saja, namun terutama yang buta. Mencabik-cabiknya dengan cahaya dingin yang perih. Melumpuhkannya pelan-pelan sampai lemah dan mengubur diri sendiri, dan memperbanyak senja-senja berikutnya... sampai tiba saatnya mereka saling memakan satu sama lain ketika tak ditemukan lagi laki-laki setengah buta yang sedang melarikan diri dari kejaran cahaya.

Labels: , , ,

Wednesday, January 09, 2008

Ketika aku berusaha memetakan kalian dalam sebuah peta pikiran

Aku temukan cabang-cabang yang tidak henti-hentinya bergerak, bersenandung, berlari-larian. Seperti matahari yang selalu terpaku pada senja dan manusia-manusia yang selalu terkekang dalam tangis. Dia bermain-main dalam segala warna yang bisa diciptakannya. dan aku kehilangan seni merangkai kata-kata dan lupa akan indahnya proses kreatif mencipta angan bagaikan tuhan. Aku terlalu sibuk memetakan kalian.

Lalu aku katakan dengan sangat menyesal, aku lelah membaca dan berpikir, hidup bersama arus sepetinya lebih indah. Tiada lagi robekkan-robekkan luka yang kubuat sendiri di tubuhku.

Lalu kau katakan dengan tersenyum, akankah kau merasa hidup bersama arus? tidakkah kau hanya akan menjadi sebongkah kayu yang tiada jelas akan berlabuh di mana?

Aku memang tersesat di tengah-tengah ketidak tahuanku. Mersembunyi di balik semak-semak yang pura-pura tidak tahu apa-apa, seperti aku. Maka demikianlah aku semakin tersesat, bersama dengan kalian-kalian yang mengukir nama di kehidupanku. Beberapa mengukirnya di tanganku, beberapa mengukirnya di mataku, beberapa mengukirnya di hatiku. Tapi kurasa, banyak yang tersesat ke liang vagina, terjerembab lalu bingung bagaimana caranya keluar dari lubang harum itu. Maka mereka pun mengukir namanya di sana ketika mengawang-awang bersama harum yang memabukkan.

Aku hanya ingin membuat sebuah peta di pikiranku, agar kelak aku dapat membaca kalian tanpa harus tersesat. kelak aku akan tahu di mana kalian bersarang di tubuhku.

Kemudian datanglah engkau seorang mayat berjalan. tatapanmu yang biru dan kulitmu yang menghijau bisa-bisanya memberiku kekaguman. Membuatku ingin menjadi mayat juga di taman-taman yang pernah dicita-citakan padaku sewaktu kecil. Saat Upik Abu masih menjadi Cinderella si putri bangsawan dengan bibir bergincu, dan Ibu Tiri masih seorang perawan pemalu.

Memuakkan, pemetaan-pemetaan yang malah akan menyesatkan.
Betapa aku rindu ketersesatan dalam belantara kesadaran... ketika aku masih bisa mendengar Descartes perlahan-lahan berbisik di telingaku yang naif: cogito ergo sum, Thera... Ditimpa dengan jeritan yang begitu mengerikan namun menyenangkan: Carpe Diem...
Karena bagiku momento mori terkadang seperti delusi...

Labels: , , , ,

Tuesday, January 08, 2008

Kesel!!!

Klien brengsek! Kapitalis monyet! Bener2 gak bisa bedain mana yang bener2 bermutu mana yang cuma untuk publisitas doang! Kampret! Lo kira gue ngusahain semua itu nggak pake keringet?

Sok2nya lo bilang membangun kota sementara lo sebenernya hanya meraup uang dari 1persen jumlah penduduk yang hanya peduli diri sendiri dari pada orang lain. Lalu bersembunyi dibalik topeng amal dan sedekah untuk kaum miskin. Taik!

Hah. Kita semakin dekat dengan kesenjangan sosial yang semakin lama semakin senjaaaaanng!!! ggrrrrrr.....

Makan tuh sofa yang harganya bisa ngebiayain kuliah S2 gue!!!
Makan tuh Ferrari, Mersi, BMW sport yang harganya selangit tapi buat lo dipake hanya buat cebok dan meper ingus doang!!!

Labels: ,