Monday, April 30, 2007

Meluruskan Feminisme

Feminisme, satu kata yang mengerikan bagi banyak orang awam. Sebagian mengangap feminisme itu sesat, sementara sebagian lainnya mengganggap bahwa yang namanya feminis pasti lesbian, sekelompok perempuan gahar, atau anti laki-laki. Banyak pula yang salah kaprah tentang apa itu sebenarnya feminisme, apa tujuannya dan apakah masih diperlukan di abad 21 ini.

Seorang teman berkomentar: bukankah saat ini perempuan sudah lebih leluasa dan gerakan feminis sudah tercapai? Lalu buat apa masih ada feminisme? Apakah ingin mendahului laki-laki? Perempuan saat ini sudah dapat bergerak dalam ruang-ruang publik yang sebelumnya dikuasai oleh laki-laki: pendidikan, sains, politik, sosial, dan lain-lain. Saya tidak akan menyangkal hal tersebut. Ada juga beberapa teman "anti-feminis" yang berargumen menentang gerakan feminis: perempuan dan laki-laki memang berbeda, dan memang memiliki perannya masing-masing yang sudah tertata dalam agama. Baiklah, saya terima saja pendapat tersebut, tetapi hal lain yang harus saya tulis disini adalah: diskusi dan perdebatan akan tertutup bila mau bicara agama, tidak perlu lagi ada pembahasan lebih lanjut, dan bukan inilah yang saya inginkan. Saya memilih berargumen dengan logis dan rasional tanpa menyangkut-pautkan agama, tokh, tidak semua orang harus beragama selama masih bisa hidup bersosial dengan baik. Argumen yang mencari 'back-up' agama bagi saya hanyalah jalan pintas yang terlalu praktis dan (maaf) kurang cerdas karena mengandalkan teks dogmatis. Suka tidak suka, mau tidak mau, kita harus terima, bukankah hal tersebut terlalu shallow? Tidak ada masalah bila seseorang memakan dogma-dogma itu sendiri, tokh itu pilihannya, tetapi sebaiknya jangan bawa dogma-dogma tersebut ke ruang diskusi kritis karena semua itu sia-sia.

Feminisme dan Konteks Sosial Budaya

Kembali pada perempuan dan pergerakannya yang seringkali "mengerikan" bagi orang awam. Saya adalah perempuan yang sangat beruntung. Saya tumbuh dan besar di keluarga yang berkecukupan dan berpendidikan. Orang tua saya sangat demokratis, yang menuntut saya untuk mementingkan karir dan pendidikan ketimbang "menikah dan memberikan cucu yang banyak dan lucu". Lalu apakah orang tua saya menyalahi apa yang selama ini disebut sebagai "kodrat" perempuan? Mereka tidak peduli saya perempuan, mereka lebih ingin saya berpendidikan tinggi dan meniti karir ketimbang menjalani kodrat perempuan sebagai "istri" dan "ibu" yang baik. Meskipun demikian, jikalau suatu saat saya memilih untuk menikah, beranak-pinak, dan membina rumah tangga, mereka juga pasti akan merestui. Tetapi lagi-lagi, karena semua itu adalah "pilihan" saya sebagai perempuan, bukan semata-mata "kodrat" yang memang harus saya jalankan. Itulah orang tua saya. Dalam kasus saya dan keluarga saya, cita-cita feminisme dalam permasalahan ruang publik-domestik sudah tercapai. Saya memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan.


Lalu, seperti yang teman saya bilang, kalau cita-cita feminisme sudah tercapai maka buat apa lagi ada feminisme? Sepertinya teman saya ini melupakan dua hal: definisi ideologi feminis itu sendiri dan konteksnya. Seorang dosen filsafat pernah berkata pada saya, bahwa dalam mengkritisi pemikiran-pemikiran apapun, kita harus selalu melihat konteks sosial masyarakatnya, karena hal itulah yang membantu persalinan pemikiran-pemikiran tersebut. Misalnya, kenapa Betty Friedan menulis "The Feminine Mistique"? karena pada saat itu budaya Amerika sedang didominasi oleh mimpi keluarga "American Dream" yaitu keluarga yang terdiri dari ayah yang perannya mencari nafkah, ibu yang perannya mengurus anak dan membenahi rumah, dan tentu saja mimpi ideal dari semua keluarga kecil bahagia: anak-anak yang manis dan lucu. Berangkat dari keadaan sosial seperti inilah yang membantu Betty Friedan melahirkan "The Feminine Mistique", artikel yang mengkritisi ruang publik-domestik bagi laki-laki dan perempuan (Bila malas baca Betty Friedan, silahkan nonton Monalisa’s Smile atau The Hours, dua film yang menurut saya berhasil menterjemahkan konsep “Feminine Mistique” dengan sangat baik).


Kenyataan bahwa semua pemikiran di dunia memiliki konteks latar belakangnya masing-masing, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah pemikiran tidak dilahirkan semata-mata oleh seorang pemikir tunggal, tetapi juga oleh konteks keadaan sosial masyarakat yang sedang dialaminya. Sama halnya dengan pergerakan feminis, dalam konteks saya dan keluarga saya mungkin memang tidak ada masalah, tetapi berbeda halnya dengan sepupu kakak ipar saya, sebut saja namanya Linda.

Linda adalah anak perempuan dari tiga bersaudara, semua saudaranya perempuan. Keluarganya datang dari golongan biasa-biasa aja, tapi Linda bisa sekolah sampai tingkat SMU, nilai sekolahnya selalu bagus, dan dia selalu ranking 3 besar. Linda ingin sekali kuliah dan meraih gelar sarjana karena Linda ingin membantu keadaan keluarganya. Tetapi ayah Linda berpendapat: "kamu kan cewek, ngapain cewek sekolah? Udah sana, mending cepet2 cari suami kaya! dasar perempuan jaman sekarang banyak maunya!". Bukan hanya itu, beberapa lama kemudian, ayah Linda propose untuk melakukan poligami dengan alasan ingin mempunyai anak laki-laki. padahal, untuk menafkahi satu keluarga saja sulit, apalagi ketika harus berbagi dengan istri muda?

Dalam konteks Linda, semangat feminisme masih sangat diperlukan, terutama feminis liberal yang menitik beratkan pada pembatasan ruang publik dan domestik, dan pada pendidikan. Dalam konteks saya, mungkin yang saya pikirkan sudah mulai ke tahap eksistensi (kalau dalam teori feminisme, ada pada gelombang II), sementara Linda, masih membutuhkan feminisme tahap awal yaitu feminisme liberal (ada pada gelombang I). Jadi, apakah feminisme sudah mencapai cita-citanya dan sudah tidak diperlukan lagi? Lagi-lagi, semua itu tergantung konteks, keadaan apa, di mana, dan dalam kasus apa. Di Indonesia sendiri, menurut saya, semangat feminisme masih sangat dibutuhkan.

Semangat Feminisme: Harus Intelektual, Bukan Emosional

Satu hal lagi kekeliruan yang seringkali menjadikan kata feminisme sebagai hal yang tabu: definisi. Bedakan definisi intelektual dan emosional. Ada seorang teman yang mengaku feminis namun berkata "sefeminis-feminisnya seorang cewek, gue percaya tetep aja kodratnya dibawah laki-laki. Feminis itu kan pokoknya emansipasi wanita, yang penting cewek sekarang bisa maju, gitu kan?". Rasanya saya terjungkal mendengarnya, konyol sekali! Mungkin dia sudah memiliki semangat dan kesadaran feminis, sayangnya kesadaran dan semangat ini sifatnya emosional, tidak diimbangi dengan pengetahuan intelektual.

Banyak juga feminis emosional yang serta-merta menjadi sangat membenci laki-laki dan menganggap laki-laki sebagai musuh. “Laki-laki brengsek! Dunia lebih indah tanpa laki-laki” kata seorang teman yang ayahnya sering melakukan kekerasan fisik dan verbal terhadap dia dan ibunya. Inilah yang mengerikan dan membuat kata feminisme terdengar tabu bagi banyak orang awam. Seolah-olah gerakan feminisme adalah gerakan anti laki-laki yang ingin memberantas semua laki-laki dari muka bumi ini. Saya mengerti perasaan dan penderitaan perempuan-perempuan korban kekerasan seperti teman saya tersebut, tetapi feminisme emosional seperti ini mengakibatkan banyak orang yang merasa takut dan memandang feminisme dengan sinis, seolah-olah feminisme adalah sebuah gerakan radikal yang ingin melakukan revolusi sistem power-relation yang sangat ekstrim: perempuan harus lebih berkuasa dari pada laki-laki.

Satu hal yang perlu digarisbawahi dan dipelajari lagi oleh mereka, apakah tujuan feminisme sebenarnya? Bagi saya secara personal, tujuan feminisme adalah merubah sistem yang patriarkal menjadi sebuah sistem yang netral dan bebas dari bias gender apapun sehingga apapun jenis kelaminnya, laki-laki atau perempuan, mereka tetap memiliki hak dan kesempatan yang sama. Jadi, tujuan feminisme bukanlah perempuan harus berada di atas laki-laki, tetapi bagaimana perempuan dan laki-laki dapat saling melengkapi satu sama lain tanpa adanya diskriminasi bias gender. Jenis kelamin boleh berbeda, tetapi diskriminasi gender harus dimusnahkan, semata-mata atas satu argumen: perempuan dan laki-laki adalah sama, manusia.

Para feminis emosional harus belajar, bahwa sistem lah yang harus dilawan, bukan kaum laki-laki. Ayah teman saya yang suka memukul istri dan anaknya itu juga merupakan korban, karena pola pikirnya yang terbelenggu sistem patriarkhi lah yang menjadikan dia seorang manusia pengecut yang suka memukul istri dan anak-anaknya sendiri. Bagian dari sistem ini tidak hanya laki-laki, tetapi juga perempuan yang pola pikirnya masih terikat dengan sistem tersebut. Misalnya, perempuan yang masih berpendapat bahwa memang sudah seharusnya kaum perempuan dibawah laki-laki.

Jadi wahai feminis-feminis yang emosional, mari-mari, pelajarilah lagi esensi feminisme dengan pikiran yang rasional sehingga feminisme tidak lagi menjadi kata yang mengerikan bagi orang awam. Lakukan perjuangan bukan secara emosional, tetapi secara intelektual. Dan bagi mereka para ‘anti-feminis’ yang berargumen bahwa feminisme tidaklah lagi diperlukan, mari kita sama-sama melihat konteks masyarakat di Indonesia, dimana persentase buta huruf dan korban kekerasan masih didominasi oleh kaum perempuan.

Labels:

Friday, April 27, 2007

http://themetropolistimes.blogspirit.com/art/

http://themetropolistimes.blogspirit.com/art/
hmmm... ini blog keren yg gue temukan scr tidak sengaja... isinya "gue bgt" hohoho

Labels:

Monday, April 23, 2007

WONDERBRA's 'CROSSING THE RAILROAD' ALBUM LAUNCHING PARTY

Start:     May 3, '07 4:30p
End:     May 3, '07 10:00p
Location:     COLOURS CAFE - JL. THAMRIN - JAKARTA PUSAT
Come come come, let's have a party!!!!

Also playing:
ZEKE AND THE POPO (acoustic)
AFAMOUS
STEREOMANTIC
StupidRoboticKillingMachine

and... fun jamming session

Rundown:
4:30 - 6:00 PRESS CONFERENCE
6:30 - 10:00 PARTY!!!!!!

*promo at the venue: buy 1 get 1 free beverages (alc)!


More info contact:
ERIK 08161465054
MANAN 081519868007
www.wonderbratheband.multiply.com
www.myspace.com/wonderbratheband
email/fs: diediebabydie@yahoo.com

Labels: ,

Friday, April 20, 2007

Return of Strawberry Rock

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Indie Music
Artist:(Olive Tree)
Hmmm, entah bagaimana saya harus memulainya. Terlalu banyak hal yang bisa ditulis tentang album Return of Strawberry Rock. Sudah lama saya mencari album ini tetapi tidak saya temukan di Jakarta, saya harus memesannya pada seorang teman yang sedang berkunjung ke Bandung. Tentu saja, penantian saya berbuah kepuasan.

Tidak ada yang tidak saya suka. Dari mulai cover album, lirik, sampai nuansa magical-strawberry dalam musiknya. Soal cover, tentu saja karena saya sangat subjektif, disainnya sesuai sekali dengan selera saya. Sepertinya visual ini akrab sekali dengan gaya sutradara favorit saya: Tim Burton. Ditambah lagi mereka menggunakan warna favorit saya: ungu dam hitam. Karakter kucing hitam yang sassy pun cukup kuat sebagai icon dari apa yang ingin mereka representasikan dalam musiknya.

Terdapat gaya storytelling yang sangat kuat dalam liriknya, bahkan menyapu bersih departemen lirik. Semua lirik bercerita secara eksplisit, seakan bercerita langsung kepada seseorang. Simak saja awal lirik dalam (nyaris) setiap lagu di album ini: "You make me listen to rock music" (The Rock Love Song), "It was another story when you're ready, can you hear me?" (Another Story), "Well, perhaps, you havent found love" (Smile From You), "When I see your picture" (Miss You), "When the story begin you become my best friend" (MiMoMew) etc... hampir semuanya menggunakan addressing "You", dan beberapa menggunakan pilihan kata "story". Jelas hal ini menunjukkan konsep storytelling yang sangat kuat dan eksplisit, hanya sedikit metafora yang saya temukan dalam lirik. Lirik bercerita tentang perasan dengan lugas, sebuah bentuk kejujuran yang dirakit dengan sangat kuat oleh Olive Tree.

Soal musik, hmmm, ini yang paling sulit saya gambarkan mengingat saya bukanlah seorang ahli dalam bidang ini. Tapi yang pasti saya dapat membaca suasana, suasana stroberi magis dalam musik mereka. Kalau saja Dresden Dolls menyuarakan punk cabaret dalam genre mereka, Olive Tree memasang papan strawberry rock. Memang kuat sekali nuansa "manis" dan "segar" layaknya buah stroberi yang sengaja di-jus dengan rock, terutama yang dibangun lewat uniknya vokal Kiki-chan, dia lah yang merepresentasikan buah merah tersebut dalam identitas album ini. Tetapi saya merasa perlu menambahkan satu hal lagi untuk menggambarkan musik mereka. Memang, lima track pertama dalam album ini terasa sangat manis, tetapi bukan hal ini yang saya nantikan dari Olive Tree. Sampai akhirnya saya tiba di track 6 hingga selesai, akhirnya saya menemukan apa yang saya nanti-nantikan dari Olive Tree. Ini dia, musik yang menterjemahkan sihir ke dalam nada; saya menyebutnya sebagai "magis". Simak track favorit saya yang berjudul "Mimomew", seperti versi gulali dari "Girl Anarchonism" nya Dresden Dolls. Dalam gulali ini terdapat part yang mengembalikan saya pada nuansa gelap dan magical yang saya nanti-nantikan. "My Conversation" juga sangat menarik, sangat kuat dan 'kaya'. Saya suka sekali sebuah karya yang dapat mempermainkan adrenalin sepanjang mendengarkan. Lagu ini berhasil memacu, meredam, lalu memacu lagi, dan meledakkan adrenalin saya pada klimaks. Hebat.

Mungkin hanya satu minus yang terdapat pada album ini. Keunikan vokal Kiki-chan ternyata juga memilikki kekurangan. Kelihaiannya bernyanyi dengan cara "nasal" atau penyumbatan aliran udara pada seputar anak tekak dan/atau saluran hidung sangat mengacaukan artikulasi sehingga pelafalan lirik tidak dapat terdengar dengan jelas. Saya tidak akan bisa mengerti apa yang ingin disampaikan lewat lirik seandainya saja saya tidak membaca teks. Tapi sudahlah, musik mereka sudah memiliki banyak kredit sehingga hal seperti ini dapat dengan mudah termaafkan.

Cerdas dan ajaib! Itu saja singkatnya tentang album ini. Saya akan mendengarkannya lagi lagi dan lagi. Seandainya saja Dresden Dolls mengadakan konser di Indonesia, hanya ada satu band yang layak menjadi band pembuka, Olive Tree.

Labels:

rasanya mao mati...


to do list:
1. menyelesaikan skripsi dalam waktu 5 minggu
2. mempersiapkan launching tgl 3 mei 2007
3. jual diri ke distro distro demi sedikit recehan guna menambah dana launching
4. ngajar anak sd & tk yg manis, lucu, pintar, ngegemesin, dan terkadang berkelakuan seperti monyet-monyet kecil...
5. ngamen bersama wonderbra (tgl 11 mei 2007 di dua tempat sekaligus: BRITBASH dan BACKSTAGE UI)
6. jualan wonderbra (promo bla bla blaaa...)
7. ngurusin suami
8. jadi tukang poles muka di pementasan pagupon tgl 24 april 2007
9. ngebenerin penelitian yg terdahulu buat dimasukin ke jurnal akademis (thanks bu dhitaaa.... this really is *sigh* gonna make my day - ironically)
10. gain some weight and work out!
11. not being sick! (phisically jgn sampe! krn mentally udah)
12. try to quit smoking dan menahan diri dari godaan setan lainnya (utopian dream)
13. improve my singing skills... (t*i ah!)
14. belajar tata krama dan sopan santun, terutama mengurangi sumpah serapah
15. berhenti dari kerjaan lama yg hanya membayar gue Rp 25.000/jam untuk berhadapan dengan puluhan anak bandel dan pindah kerja ke tempat yg salary awalnya dua kali lipat dengan hanya berhadapan dengan max.8 anak orang kaya yang tinggal di apartemen rasuna.
16. mendalami makna kata-kata seorang teman dekat "the best way to kill yourself is to stay alive"
17. mendengar curhatan teman-teman
18. membantu ibu di dapur
19. membantu tetangga melahirkan
20. berusaha untuk tidak stress dan gila... phew...



Labels:

Thursday, April 19, 2007

aih!

permainan lagi permainan lagi. siapa bisa menang dan siapa harus kalah. semuanya selalu seperti itu. putar kata ke sana sini. nangis lagi sampe mata bengkak dan perih. ko gak cape cape yah? cape sih. bekas luka di mana-mana baik di hati maupun di pergelangan tangan. gak bosen bosennya sih liat darah? kadang kadang gue pengen udahin semuanya. kadang kadang muak pengen mabok sekalian dan meracuni tubuh dengan segala substansi! tapi selalu, kejadian yang sama berulang terus menerus. gue selalu berlabuh lagi ke peraduan yang sama. selalu kembali selesai, ke awal.

Labels:

Wednesday, April 18, 2007

Mind My Female-Ness!!!


Jual aja semuaa vokalis perempuaaaannnn!!! terutama yang sok sok an jonjrang gonjreng di band yg sok-sok rek en rol!!! ngapain juga kaum hawa di situ!?!?!?! ini kan dunia laki2 katanyaaaa!?!?! bgitu ada yang sok-sokan maju demi emansipashit, eeeehhhh sekalian ajaaa ditodong paling depaaan, dipoles biar kereeenn, dijuaaaalllll, dipameeerrrr,,,, mampuuuussss!!!! dapet kontrak rekaman... dapet banyak giiiggsss.... apakah karena musiknya BENAR BENAR BAGUS!?!?!?! tidaaaaakkk... tapi karena vokaliissnyaaa perempuaaaannnn *taikkk* baaangsaaatt! puji Tuhan band kita jadi headliner di gig keren ituuu... tapi KOK BISA??? EO nya ajaa blom pernah denger musik kitaaa!!!! alasannya apa cobaa?? karena VOKALISNYA CEWE JADI DIHARAPKAN BISA MENUNDA PENONTON SAMPAI AKHIRRR... *lhooo lhooo lhooo* jadi bukan karena musik gue dooong??? *aaaaahh tidaaaaakkk!!!!* udah dengerrr album gueee??? gilaa euuyyy ini baaandd apa solo kariirrr??? kok mixingannya vokaaallnya doanggg yang meNONJOL padaahaaaaalll dada pun tak ada yang meNONjooolll aaaarrgghhhh laaabeelll sssiaaalaaaannn!!!! jual aja truusss jual jual juaaalll!!!! bukan hanya karena bisa nyanyi... tapi karena sekalian juga gendernya bisa dijual! fenomena cing rokenrol cewe kan jaraaang makanya juuuaaaalll aja sekaliaaan dasaar looeee seeemuaaa kapitalisss bangsaaaaatttt!!! nggak indieee nggak majoorrr bungkus dan kemasaan perusahaan pada album2an itu tetep jiwa kapitalisss gak pernaaah ilaaangg!!! breeengggseeekkkk!!! taaaiikkk.... juaaaalaaaannn muuluuu!!!! gak suara gak badan gak apapun dijuaaalll!!! aaaahhhh.... dammit!!!! jangan liat gendernyaaa doonggg !!! liaaat musik secara keseluruhaaan, people!!!! this so called rock world is not just male's world!!! nor girls!!! it's supposed to be genderless!!!! it's just MUSIC for rock n roll's sake!!! MIND MY FEMALE-NESS!!!!


*didedikasikan kepada tukang jual vokalis cewe...

Labels:

Ahhhh!!!! Bessypop membuatku bangga jadi orang Indonesia!!!

Waaaah Bessy! makasih yah hadiahnyaaa... tak sabar diriku mendiskusikannya denganmu... dan tak sabar akumembuat penelitian lebih lanjut tentang XXX XXXXXXX XXXXXXXX.... (masih rahasia) Waaah waaah waaahhh... indonesia emg keren ternyataaa whaaaahhh banggaaaa!!!

Monday, April 16, 2007

Denyut Labirin



Aku ingin meringkuk, kecil, dalam peluk



Labirin-labirin ini selalu menyesatkanku



Biarlah aku berdiam di sudut, mencari penjagaku



Agar aku bisa tertidur tenang, dan mengukir senyum



Hanya kau yang bisa menghentikan tangisan-tangisan ini



Biarlah aku meringkuk, kecil, dalam peluk, di sudut
labirinmu



Tak perlu aku tersesat, cukup berikan aku tempat



Di setiap denyutmu







Labels:

menggenggam pasir

tsunami membantai kepalaku
mungkin ini saatnya untuk pecah
dan musik reggae berdendang gemilang riang
tidak ada hal yang perlu kau bebankan, katanya
tetapi adrenalin ini memanas
satukan pusara pada sesuatu yang tak ingin kau hina!
menjerit pun tak ada ujung
sabar pun tak ada landas
bagaimana, masih ingin hidup?
sesuatu di belakangku hanya tertawa
ponsel tak ingin berbicara
matilah matilah matilah!
pembunuhan terjadi sesaat lagi
ledakan-ledakan ini tidak akan membuatku putus arah
lengan berdarah, mesih terpaut pada satu tali
jangan membuatku jatuh
tak kuat ku menggenggam
tak kuat ku meratap
tak kuat ku melihat
tak kuat ku merasa
tidak ada hal lain yang sedang kucari
kecuali eratnya segenggam pasir dari sebuah tempat utopis bernama cinta


Sunday, April 15, 2007

sepucuk rindu kelabu

sepucuk kecup yang pernah kukenang
lima tahun silam
tenggelam dalam temaram
kunanti jejak yang mungkin kautinggalkan

sepucuk senyum yang pernah kurindukan
lima tahun silam
dalam penantian yang terhalang rwrumputan liar
kita tergelincir dalam ingkar

sepucuk tawa yang pernah kutangisi
membawa harumnya kembali
mengadu pada waktu
mengaduh pada keluh

rindu ini ingin kuhabisi!



Guilty Pleasure

terpa saja ranting dan daun itu
sesaat sebelum tersentuh
semua itu sudah terlanjur runtuh
bangkitkanlah, dan kita akan saling membunuh


Tuesday, April 10, 2007

Curhatan Seputar Skripsi (Part V)

hari ini gak jadi bimbingan. ya sudah lah. tapi ada cerita lucu juga nih.

gue udah ngasih DVD A Clockwork Orange ke dosen pembimbing gue yg bernama bu susi, pastinya agar memudahkan gue diskusi (ya iya lah gimana mao diskusi kalo dosen pembimbing gue gak tau ceritanya). trus gue diceritain dosen gue kalo ternyata film itu film all time favoritenya bu Tatap (Dosen gue yg lain, keren bgt deh orangnya... dia wartawan perang dan kontributor buat Times magazine lho...) Senengnya gue dan bu Tatap punya selera yg sama... kereeen!

Nah, yang kocak dan yang juga menyedihkan... gue juga baru dikasi tau sama bu Dhita, dosen gue yg lain yg juga kajur gue, ternyata setelah bu Susi nonton DVD nya... she told the other lecturers that she got a nightmare! Whuaaahhh gue gak bermaksud lho... gue udah memperingati kalo film ini emang bikin jantungan! (makanya gue milih buat ngebahas novel dan filmnya.. biar ada sensasi  di jurusan, and i already did it! hohoho) bu susi cuma komentar ke bu tatap "So you got some kind a sense of violence, eh?" huahaha

hihihihi... yaaah... yg pasti sih dosen-dosen gue (mungkin kecuali bu tatap yg nyentrik) ga ada yg tertarik sama sekali buat baca novelnya, gue harus bisa ngerubah itu lewat skripsi yg lg gue tulis. gue cuma bisa ngomong "what's it going to be then, eh?" kayak si Alex di novel itu deh... maap yagh bu..


Labels: , ,

Sunday, April 08, 2007

Curhatan seputar skripsi (Part IV)

yaampuun... gak dirasa gue udah nyampe pada postingan "curhatan skripsi" part IV!!! mungkin kalo diterusin sampe skripsi gue kelar bisa jadi satu buku sendiri yah???

gak kerasa gue udah lebih dari 12 jam online di depan komputer, nulis skripsi sambil diselingi chatting, tlp2an ama yayang, dan nulis2 blog. kemaren tepatnya dimulai dari jam 7 malem gue uda di depan laptop, dilanjutkan dengan pindah ke PC kakak gw karena gue pengen sambil online... phew... padahal gue udah biasa begadang buat ngerjain tugas tp harus gue akuin kalo ini rekor gue. hasilnyaaa??? GAK BANYAAAK!!!! Karena gue sendiri lebih sering ngobrak ngabrik internet. aguh, gue udh pegel2 nih. kakak gue dari pulang jam 11 malem kemaren uda liat gue nangkringin komputer dan sampe dia bangun tidur jam 9 tadi gue masih juga di depan komputer. dia kayaknya khawatir kali yah jadi maksa gue buat udahan "istirahat dulu sana! ntar mata kamu juling!" entah sih apa dia beneran khawatir sama gue apa khawatir sama PC nya yang uda kepanasan... Sampoerna mild menthol udah abis sebungkus sendiri sama gue. Cemilan macem Taro dan kawan2nya udah abis gue lahap. Dua gelas vanilla latte juga udah gue tegak (gue sedang mengurangi kafein, biasanya bisa sampe lima gelas!) gila! gimana jadinya kesehatan gue??? berat badan gue aja sekarang uda 41 kg doaaang!!! bisa makin tipis gue... Akhirnya kaka gue tersayang bengan baik hatinya beliin gue sarapan sebungkus nasi tim yang lezat nian yg cuma gue makan setengahnya... Hhhhh.... gue uda gak peduli deh dengan nilai A, B, atau C di skripsi gue. gue sadar kalo gue perfeksionis seperti biasanya yg ada skripsi gue gak akan kelar2!!! Yang penting skripsi gue kelar biar gue gak malu sama diri sendiri udah milih keputusan ini! Ayooo ayooo ayoooo!!!

Sekarang dengan usaha keras yang hasilnya hanya secuil itu gue harus ngirim file seadanya tersebut ke dosen gue. sekarang lg nunggu attachmentnya di upload... capeee... abis ini mao bobo... atau minta pijitin sama si mbak Kati ku tercinta... Oohhhhh Ohhhh Ohhhhhh.... *GUBRAK!* (pingsan)


Labels: ,

"Anak baru nih!!!"

Setelah membaca beberapa blog tmen2 gue, gue baru nyadar ternyata ada senioritas juga di band scene. Ternyata bukan jaman sekolah doang yg ada senioritas. jadi inget, sekitar dua thn lalu waktu band gw maen di riot parc utk pertama dan terakhir kalinya... ada yg nyeletuk ke kru gw "eh, anak baru nih!" Buset deh... mao ngeband aja kok pake inisiasi???

Beberapa bulan yg lalu label gw ngadain audisi utk sebuah kompilasi indie, dan tertulis di poster bagi setiap pendaftar akan mendapatkan CD album perdana Wonderbra secara cuma2. Kebetulan gue diminta jadi juri buat vokal dan datanglah si gondrong Nosa buat sekedar menemani. Ternyata, salah satu band yg ikut audisi adalah band temennya Nosa yang dulu pernah ngeband bareng Nosa dan pernah nge-kick Nosa out from the band dengan alasan (menurut kesaksian Nosa pada saya): "musik lo aneh! permaenan gitar lo gak asik"... begitulah... kita sebut saja temannya Nosa itu Mr.X, seseorang yg skill bermain gitarnya sudah tidak perlu diragukan lagi

pada hari audisi itu, kurang lebih terjadilah percakapan berikut ini....

Nosa: Weh! Elo! Ngapain lo disini!
Mr. X: Weh! Ngapain lo coy? Ikut audisi juga?
Nosa: Nggak
Mr. X: Waks! Gue ikut audisi nih coy! Liat deh, gue daftar audisi dapet gratisan album ini (sambil menunjukkan album Wonderbra "crossing the railroad") Ini band apaan sih? Gue gak pernah denger...
Nosa: (Garuk2 kepala. ketombe berjatuhan di baju bali bergambar barong miliknya) Ehehe. Oh itu, itu band gue kali.
Mr. X: SERIUS LO!!!
Nosa: Iya. Itu band gw. Gw gitarisnya. Tuh vokalis gw yg jadi juri audisinya.
Mr. X: Serius lo?! Wah! ini album lo??? Bohong!!!
Nosa: Bener! Liat aja di dalemnya! Ada nama gue!
Mr.X: Wah kalo gitu.... LOLOSIN GW DONG!
Nosa: Wah gak bisa bos, gue disini bukan siapa2, gue cuma maen gitar...
Mr.X: Yah kan ada elo.. ayo dong Nos lolosin gw dong
Nosa: itu ntar lah liat produser gw ajah ntar

Alhasil, ketika rapat, berhubung Nosa datang telat dan gak liat penampilan Mr. X, gue yg sok tau ini cuma komentar "Band nya gak asik, Nos. Tegang bgt gitu. Trus lagunya standar. Vokalisnya gak punya rockstar charisma". Nosa pun penasaran dengan band yang dibentuk oleh teman seperjuangannya lima tahun lalu dan mendengarkan demonya. "YA AMPUUUN!!! INI KAN LAGU LIMA TAHUN YG LALU YANG DIBIKIN WAKTU MASIH BARENG GUE!!!!" Ck ck ck, ternyata band nya gak berkembang, itulah kesimpulan kami....

Pengumuman audisi pun disebarkan... band Mr.X tidak berhasil lolos.... (bukan keputusan gue lho... keputusan label :-P)

keesokan harinya setelah pengumuman audisi, Nosa diteror oleh telepon dr Mr. X... memaksakan untuk mengadakan pertemuan. Jantung Nosa pun berdebar-debar... Jangan2 mao ngegebukin gue gara2 band nya gak lolos, pikirnya...

Datanglah sekelompuk orang ke kosan Nosa dengan motornya masing2. Di kosan, mereka pun bertemu dengan Asep sang basis dan menyalaminya satu persatu dengan penuh rasa hormat. Ternyata maksud kedatangan mereka ke kosan Nosa dan Asep adalah untuk meminta saran bagaimana cara menciptakan lagu2 yang keren seperti di album kami (itu kata mereka lho...) , bertanya kenapa mereka bisa gagal audisi, dan minta tips2 biar band nya bisa maju... *DUAR...* Sepertinya pertanyaan2 ini lebih pantas diajukan ke band2 smeacem Dewa atau Slank deh...

Apa hubungan cerita di atas dengan senioritas di band scene??? kasus band nya Mr.X adalah kasus pertama buat kami... maksudnya, baru pertama kali sampe ada band laen yg minta saran ke kita. mentang2 uda keluar album kesannya kok kita lebih senior? padahal band mereka mungkin lebih tua dr pd Wonderbra... cuma masalah which one is luckier (and has a better sense in creating music, huehehe) Jadi nostaligic rasanya... baru dua thn lalu ikut audisi di sana sini dan dikomentarin "band baru nih!" di sebuah scene so-called indie yg kami anggap ruang inisiasi, tiba2 sekarang ada yg nyaris sungkem2 sama si Nosa seolah2 Nosa itu dukun gitar atau apa...

Meminjam istilah dari studi budaya, ternyata semua aspek kehidupan, termasuk ber band-band ria pun gak lepas dari "positioning" dan "being positioned". Ada banyak band lokal yg kami posisikan sebagai band senior, padahal juga belum tentu mereka memposisikan kita sebagai juniornya, and vice versa, band Mr. X kok bisa2nya memposisikan kami seolah2 kita senior, padahal pengalaman di musik msh lamaan mereka.

Lepas dari "positioning" dan "being positioned", menurut gue sih itu pilihan elo mao mandang diri elo dan band lo seperti apa... itu yg lebih utama. Merasa band lo tinggi atau masih di bawah? Gue sih, melihat kenyamanan di mana2. Merasa di bawah (biasanya di tempat2 yg rasanya baru buat kita, atau di gig yg diadain org2 tua di komunitas blues), gue merasa punya tangga ke atas untuk terus belajar dan berkembang dan semangat menggebu. Merasa di atas (biasanya kl maen di acara2 yg panitianya pernah nanya brp bayaran kita, hehehe), punya dignity, harga diri (berani marah2 ke sound man yg jahil ato LO yg geblek dan berani minta 7 bungkus cha cha dan 7 kaleng haineken di raiders... woohoo!), dan keberanian untuk minta fee yg cukup tinggi! hehehe. Ahh, semua itu pilihan yg sama2 enak... we don't give a shit about "positioning" and "being positioned", lets just "position" ourselves where the place is right!


Labels:

Exploring Dystopia: Dystopian timeline

http://hem.passagen.se/replikant/dystopia_timeline.htm
keren nih, gue dari dulu tertarik sama konsep distopia dalam sastra, dan situs ini bisa dikatakan nunjukkin timeline konsep pemikiran distopia dalam sejarah umat manusia. mulai dari muncullnya term "distopia" dan hubungannya dengan karya2 sastra, penemuan2 yang berpengaruh besar bagi mankind, dan peristiwa2 besar di dunia yang mengandung konsep distopia.

Labels:

Saturday, April 07, 2007

Curhatan seputar skripsi (Part III)


Horeee, long weekend ini rumah kosong! Nyokap bokap pergi ke puncak, Aa dan ka icha pergi entah kmana. Itu berarti gue bisa ngerjain skripsi dengan tenang... tapi ternyata ada atau tidak adanya mereka tetep aja gue yg gak beres. Kemaren seharian gue sakit perut plus demam gara2 dateng bulan (segitu parahnya tiap bulan, but I still accept it as a blessing) jadi gue absen seharian dari nulis skripsi. Gue bangun jam 10 (termasuk pagi untuk ukuran hari libur) dengan maksud ngerjain skripsi, gue baru buka laptop dan baca satu dua paragraf tp kok bawaannya males yah? :-p Gue makan, beli rokok, tidur2an... ternyata udah jam 3 sore aja... badan tiba2 demam lagi trus gue nyalain Tv dengan maksud istirahat. Tenyata yang terjadi adalah gue tidur lagi! (doh!) kemudian bangun dengan rasa malas luar biasa. Gue memutuskan untuk mandi dan keramas sehubungan dengan rambut gue yang uda lepek dan bau gak ketulungan. Abis keramas malah sakit kepala, damn. Gue pindah ke ruang tengah, niatnya ngerjain skripsi sambil nonton TV (mana bisa bodooh!), dan ternyata nggak bisa... (tuuh kan udah gw bilaaang!) hehehe. However, lumayan sih gue udah dapet garis besarnya dan sejauh ini udah nyampe 30%-40%nya (Damn! harus selesai bulan depan gobloook! masa segitu dibilang lumayan???) Saat serius mao ngerjain, dengan laptop di pangkuan dan TV nyala sekedar menemani, malahan anjing gue si little berto yang gangguin gue. Dia malah loncat ke pangkuan gue diantara laptop, kalo gini caranya gimana mao kerjaaa?!?!?!?!

Anyway, gue mao cerita tentang sesama teman seperjuangan dan karya2 mereka. Sejauh ini semuanya gak ada yang tampak "mulus" ngerjainnya. Sama aja pusingnya ama gue. kalo gak salah ada 8 yang bikin skripsi sastra dan 3 yang bikin skripsi linguistik.

Gue, Tami, Nosa, Linda, Bere, Silka, Lulu, and Bobi bikin skripsi sastra. Haura (baru aja ngundurin diri karena alasan kesehatan), Sonya, and Glen bikin skripsi linguistik. Berikut ini adalah sedikit dari apa yang menyebabkan stress kami dari geng sastra, hehehe...

Gue, as I've written before, nulis tentang A Clockwork Orange, novel yang udah diangkat ke film by Stanley Kubrick. Novel ini adalah novel yg paling disebelin sama penulisnya sendiri, si Anthony Burgess. I find it interesting because of the background of the story yaitu dari pengalaman pribadinya Burgess ketika istrinya digebukin orang sampe keguguran. Gue akuin both novel and film memang keren, dan banyak orang gue liat suka sama filmnya walopun banyak adegan kekerasan dan pemerkosaan. Ceritanya sendiri unik dan kaya akan kajian tematis dan linguistik, jadi gue pikir asik bgt buat dibahas karena banyak bgt yang memungkinkan buat digali. (buat lebih lengkapnya liat review gue atas novel ini)

Tami milih King Lear nya Shakespeare. Hmmm she has the guts, karena Shakespeare udah banyak bgt yg bahas, jadi dia harus bisa bikin tulisannya beda dari yang lain. Untung pembimbingnya sakti, Mas Yudhi the drama & theater expert and a mind reader (seriously!)

Nosa nulis tentang puisi2nya Jim Morison dan hubungannya dengan film yang dibuat Oliver Stone (The Doors). Dasar anak band! Skripsi pun gak jauh2 dari musisi favoritnya dia. Gue liat dia lama2 jadi eneg sendiri sama the doors meskipun dulu he worshipped the doors so badly. hehe. Ayo berjuang nos, hidup penelitian2 yg bersifat kontemporer! :-p

Silka pengan bawa tema baru seputar sastra perjalanan yg ditulis VS Naipul. Gue sendiri gak tau siapa itu Naipul sebelom Silka brought the issues. Hohoho. Tp emg yg kaya gini yg seru, ngebawa apa2 aja yg gak pernah dibawa di jurusan kita.

Bere nulis tentang novel klasik Potrait of A Lady yg tebelnya kaya alkitab. Alasannya milih novel itu karena katanya novel itulah yg bikin dia pengen masuk sastra inggris (how sweet...) Dia ngebawa novel itu berhubungan dengan eksistensialisme nya Sartre.

Lulu juga menarik, dia ngbahas foto2 advertisment benneton dan kampanyenya "food aid" (kalo gak salah namanya itu deh). Tulisannya akan mengarah ke analisa budaya dan discourse. cool... cool...

Bobi ngebahas dekonstruksi dongeng2 yang ada dalam Shrek! Dia takut analisanya gak nyampe 60 halaman padalah menurut gue bakal banyak bgt yang dibahas, terutama dia menggali fairy tales dan keunikan2 yg ada dlm Shrek.

Linda sempet kebingungan milih corpus. Dia bilang ama gue kalo dia pengen ngebahas sastra anak yang mengandung mutikulturalisme di dalamnya. gue saranin dia baca Gulliver's Travel nya John Swift (padahal gue jg gak pernah baca, cuma tau ceritanya aja) Eh dia beneran pake corpus itu! Ternyata itu bukan sastra anak seperti yg selama ini gue kira (jangan salahin gue dooong! gue kan dulu nontonnya dalam bentuk film kartun waktu kecil... jadi gue kira sastra anak...) itu adalah sebuah novel satir klasik yg cukup sulit buat dibahas. Waktu Linda gak dateng seminar gara2 kecapean, gue deh yg disalahin gara2 ngasih saran itu... huhuhu. kan pada akhirnya dia juga yg pengen bahas novel itu, gue cuma ngasih option karena dia gak punya option :-p Good luck with the satire, lindul...

Anyways, happy easter everyone!

Labels:

Tuesday, April 03, 2007

Sultana's Dream (a short story): utopian speculative feminist science fiction

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Begum Rokheya Sakhwat Hossain
"Why do you allow yourselves to be shut up?"
"Because it cannot be helped as they as stronger than women"
"A lion is stronger than a man, but it does not enable him to dominate the human race. You have neglected the duty you owe to yourselves and you have lost your natural rights by shutting your eyes to your own interests."
(Sultana's Dream -Begum Rokheya Sakhwat Hossain)


Saya menemukan cerpen Sultana's Dream ketika saya sedang iseng menambah pengetahuan dalam genre science fiction literature di wikipedia. Tiba-tiba saya tertarik untuk mempelajari beberapa term kontemporer yang sebelumnya sangat asing di telinga saya tapi satu hal yang menurut saya paling unik: feminist science fiction. Pendekatan feminis dalam sastra bukan lagi hal yang asing bagi saya, tapi feminist science fiction? Genre sci-fi dengan muatan feminis? Apa pula ini?

Lalu saya mulai addict mempelajari lebih banyak tentang muatan feminis dalam genre literatur yang didominasi kaum pria ini. Sejumlah judul saya catat untuk sewaktu-waktu saya cari. Saya akhirnya tiba pada nama Begum Rokheya Sakhwat Hossain (sumpah namanya susah bgt!) dan cerita pendeknya yang paling terkenal "Sultana's Dream". ternyata tidak sulit mendapatkan cerpen ini, saya bisa bebas mengcopy-paste nya dari situs yang tertera dibawah setelah melobi google.

Sulthana's Dream bercerita tentang seorang perempuan bernama Sulthana yang tiba-tiba bermimpi ke suatu negara yang dipimpin oleh seorang ratu yang sangat bijaksana. Semua elemen dalam ruang publik dipimpin oleh perempuan, sementara laki-laki terpatas pada ruang domestik. Hal ini membuat Sultana terkejut karena sangat berbeda dengan kultur India tempat ia tinggal dimana hanya laki-laki yang boleh sekolah, bekerja, dan menguasai dunia politik, sementara perempuan dilarang keras keluar rumah kecuali ditemani ayah atau kakak laki-laki.

Memang mengerikan, membacanya seolah melihat budaya patriarkhis ekstrim yang sangat terbalik yang dilakukan oleh perempuan, hanya saja memiliki pembenaran-pembenaran dari sudut pandang perempuan. Meskipun karya ini secara jelas adalah sebuah karya feminis, namun stereotyping dan binary opposition antara perempuan dan laki-laki justru diperkuat secara jelas. menurut saya, karya ini pantas disebut "utopian speculative feminist science fiction" (mampus gak luh!?)

Mari, saya jabarkan satu-satu....

Utopia adalah konsep dimana kehidupan manusia berada pada tingkat paling sempurna di segala sektor. Damai, aman, tentram, gak ada perang, gak ada polusi, gak ada populasi berlebih, gak ada kemiskinan, dan gak ada masalah! Utopia (dan distopia, antitesis atau kebalikan dari utopia) juga merupakan suatu konsep yang sering ditemui dalam sastra.

Speculative science fiction adalah salah satu sub-genre dari science fiction dimana proses kreatif sebuah cerita diawali dari usaha menjawab pertanyaan "What if..." Dalam kasus cerpen ini, Hossain berangkat dari usaha menjawab pertanyaan "What if the word is ruled by women?" atau dalam konteks budaya patriarki India pada masa penulisan cerpen ini bisa juga "What if women do what men did to women?"

Lalu, kenapa feminist science fiction? Karena dalam Sultana's Dream terdapat elemen-elemen feminisme dan elemen-elemen dalam genre sci-fi, yaitu adanya gambaran kehidupan masyarakat yang terpengaruhi oleh kemajuan teknologi.

Ohya, ada satu lagi yang hampir ketinggalan, ecofeminism! ecofeminism adalah ideologi feminis yang berhubungan dengan lingkungan dimana seringkali eksistensi perempuan berhubungan erat dengan alam. Cerita pendek ini juga menunjukkan hal itu karena setting 'dunia mimpi' Sultana adalah tempat yang sangat asri dan hijau. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang diciptakan kaum perempuan di negara itu tetap ramah lingkungan.

Hhhh! Edan!

Cerita pendek ini memang pendek (namanya juga cerita pendek) namun kaya akan hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah saya temui atau dengar. Memang kelemahan cerpen ini adalah memposisikan ideologi feminis pada titik yang cukup ekstrim dan cukup mengerikan bagi orang awam, tapi hal ini seharusnya tidak menjadi masalah karena selalu kembali pada interpretasi masing-masing pembacanya.

Perlu diingat bahwa cerpen ini ditulis Hossain pada tahun 1905, dimana budaya patriarki di India sedang pada puncak-puncaknya. Atas alasan ini saya memaafkan Hossain karena telah membuat feminisme jadi terdengar menakutkan, pasti Hossain melakukannya karena alasan yang kuat; apa yang dia alami pada saat itu juga menakutkan. Terlepas dari hal ini, Sultana's Dream adalah sebuah cerpen yang begitu menarik, terutama atas kekayaan elemen yang dimilikinya. Sedih rasanya ketika saya sampai pada akhir cerita, dimana Sultana, klise memang, terbangun dari mimpinya dan kembali pada dunia aslinya yang partriarkhis (maaf saya jadi spoiler...)

Nilai: 8 (skala 1-10)


Untuk membaca cerpen Sultana's Dream silahkan ke situs:

http://home.earthlink.net/~twoeyesmagazine/issue2/sultana.htm

Labels: , ,

Sunday, April 01, 2007

Turn it on

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Blues
Artist:Gugun And The Bluesbug
Akhirnya! Album ke-dua dari Gugun and the Bluesbug. Cukup lama saya menanti-nanti, akhirnya saya menemukan CD ini juga di toko buku aksara. Band ini sudah lama menjadi favorit para ekspatriat karena warna musiknya yang sangat 'western', tapi musikalitas dan kemampuan "meramu" musik yang tinggi dari band ini juga bisa dinikmati secara universal, tua dan muda, terbukti dengan bagaimana saya dan ayah saya yang terpaut jauh secara generasi bisa sama-sama menikmati album ini. Saya tidak berani mengomentari terlalu banyak, karena jelas kalau bicara skill, Gugun and the Bluesbug jauh lebih senior. Yang pasti, saya bisa menangkap blues, rock n roll, psychedelic, dan funk dari musik mereka, dengan pengemasan yang tidak sembarangan, pengemasan musik yang profesional.

Covernya sangat menarik, meski pola-pola motif yang digunakan sudah cukup umum saya temui pada banyak artwork grafis, namun cukup berhasil memanjakan mata hanya dengan melihat sleevenya. Album ini berisi 12 lagu, tiga diantaranya berbahasa Indonesia dan sisanya berbahasa Inggris. Kuantitas yang pas menurut saya, karena jelas Gugun and the Bluesbug pantas dan layak melebarkan sayapnya ke dunia musik internasional, tapi tidak lupa dengan tanah air dengan memasukkan tiga lagu berbahasa Indonesia.

Track pertama dibuka dengan Woman, sebuah lagu yang sangat catchy dan yang menjadi lagu favorit saya. Lagu lain yang juga menarik perhatian adalah Spinnin' Around Me yang bisa terus-menerus terngiang-ngiang di kepala. Ada juga satu lagu slow yang menarik berjudul Holding On, satu contoh sisi cooling down dari band ini. Pada dasarnya, album ini bukanlah tipe yang hanya bisa dinikmati satu atau dua lagu saja, tetapi dinikmati secara keseluruhan dan utuh. Hebat, memang begitu seharusnya sebuah album bukan? Dinikmati bukan hanya satu atau dua single, tapi utuh kesatuannya sebagai album yang bagus. Keduabelas lagu ini menarik semua! Mungkin itu singkatnya maksud saya.

Bicara soal aksi panggung, Gugun and the Bluesbug memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Kita tidak hanya dimanjakan dengan mendengar dan melihat secara live, tetapi juga dibakar dengan decak kagum. Memang skill saja tidak cukup untuk menjadi modal bila ingin menjadi band sehebat ini, dan Gugun and the Bluesbug memiliki semua yang diperlukan sebuah band hebat: skill, soul, and charisma.

Cari segera album "Turn it on" keluaran sinjitos records ini. It's a must must must (bukan salah ketik, sengaja saya ulangi tiga kali kata "must" untuk memberikan penekanan), MUST HAVE ALBUM!

Labels:

www.woodstock69.com

Rating:★★★
Category:Computers & Electronics
Product Type: Other
Manufacturer:  -
Lucu nih, sebuah website sederhana yang membawa kita tour mengingat kembali sensasi woodstock 1969 dan apa-apa saja yang terjadi di dalamnya. Mulai dari sejarah terjadinya woodstock dan beberapa foto-foto. Tapi yang paling penting, adanya fakta-fakta tentang woodstock yang sbelumnya jarang bgt kita denger. Misalnya, bagaimana cara berkomunikasi antar teman kalau hilang di woodstock (kan jaman itu belom ada ponsel dan email...)

Sayangnya foto-fotonya kurang banyak dan kualitasnya kurang begitu bagus. Emang sih pasti foto-foto woodstock 1969 langka banget, dan kalopun ada di website yang lebih bagus, pasti ada copyright nya. But secara keseluruhan, lumayan lah website ini untuk menghibur. Ringan, lucu, dan sederhana., tapi tetap membawa kita ke flower power generation euphoria!

Labels: