Tuesday, November 25, 2008

One way to fight terrorism is cultural understanding

Komen saya dalam blog http://ekkyij.multiply.com/journal/item/118/Kekerasan_Berjubah_Agama_dan_Sinema?replies_read=15



oengoemeloeloe wrote today at 11:23 AM, edited today at 11:28 AM

hi all...
komen sedikit dr gw yg non-muslim ya...

ada quotation yg mencerahkan dr film "Mighty Heart" yg diperankan Angelina Jolie nih...

"One way to fight terrorism is cultural understanding"

Nah, yg gue lihat... para terroris, terutama yg bawa-bawa nama agama (Imam Samudra, FPI, Taliban, dll) udah kehilangan "sense" untuk saling memahami perbedaan kultur manusia (secara spesifik: kultur agama) Udah pasti mereka tidak mau terima perbedaan kultur dari pendapat/budaya/ideologi/agama yang berbeda dengan mereka. Bagi terroris-terroris ini_ yang tidak sependapat/sama dengan mereka layak binasa.

Dalam memahami suatu budaya/kultur, kita harus memahami "relativitas budaya" yg artinya tidak ada budaya yang baik/benar dan budaya yang buruk/salah. Contohnya, dalam budaya Barat, tata krama yang baik ketika berbicara adalah menatap mata lawan bicara. Tp hal ini tidak berlaku di beberapa negara Timur. Di Jepang, misalnya, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, menatap mata lawan bicara adalah hal yang tdak sopan. lalu yg mana budaya yang paling benar? tidak ada yg benar maupun yg salah... it's just different and it is very hard to understand differences.

My point is... people who can actually fight terrorism are merely ourselves, common people who wish for a better world to live in. Dan gue percaya dengan menyebarluaskan ideologi multikulturalisme(bahwa berbedaan budaya dan memahami perbedaan tersebut sebagai suatu hal yang indah), terorisme yang mengatas namakan agama bisa diperangi.

Emang sama sekali nggak gampang sih... Gue pun masih suka rasis sama suku tertentu, tp gue selalu berusaha membuka mata dan memahami agama-agama lain di dunia tanpa menganggap mereka kafir hanya karena nggak seagama dengan gue.

Di AS, negara yang juga negara multikultural (seperti Indonesia), kelihatan banget lho kalo film-film di sana mulai dari yang hollywood sampe ke sitkom berusaha buat nyebarin ideologi ini. Gue inget baru kemaren gue nonton sitkom Hope and Faith episode natal dimana keluarga Faith memberikan hadiah natal untuk seorang pegawai setia bernama Hassan yg seorang muslim. Udah nonton Zohan yg dibintangi Adam Sandler? Itu bahkan lebih parah lagi...(parah tp tujuannya baik...) :-D
Dalam dunia nyata, bisa jadi orang-orang berbeda agama saling menghujat... Tp ini kan film, kalau mau bikin dunia utopis nggak perlu tanggung-tanggung... selama maksud dan tujuannya baik.

Nah, sayangnya, untuk sebuah negara yg sangat multikultural seperti Indonesia, gue belum lihat ada film Indonesia yang berusaha mengangkat tema cultural understanding yang bebas dari stereotyping. Padahal, indah banget lho kalau ada sebuah film Indonesia yang berhasil mengangkat tema ini, terutama cultural understanding dalam pemahaman antar agama yg lebih dari sekedar saling toleransi dalam menjalankan ibadah.

Akhir-akhir ini, gue memperhatikan bahwa islam di Indonesia semakin bergerak ke arah yg penuh kekerasan, terutama kekerasan terhadap keberagaman. Padahal dulu, pernah ada masanya dimana di Indonesia, islam yang ada adalah islam yang penuh kasih sayang dan sangat terbuka terhadap pluralisme. Jujur gue rindu banget masa-masa dimana bangsa gue sangat terbuka terhadap keberagaman tersebut. Seandainya saja sekarang semua orang membuka mata dan memahami perbedaan di sekelilingnya, termasuk perbedaan agama, gue yakin kok world peace akan tercapai, hehehe...
Kita bisa mulai dari hal-hal yang kecil dan bisa dilakukan semua orang... misalnya saling mengucapkan selamat hari raya pada penganut agama lain dengan ikhlas dan tulus... dan mau bergaul dan menjalin persahabatan dengan orang-orang yang berbeda suku/agama...
Kalau kita bisa menanamkan hal ini pada hati kita dan orang lain dan menyebarluaskan ideologi multikutural, terrorisme atas nama agama juga bisa kita perangi, kok...

salam damai... ;-)
-thera-

Labels: ,

Saturday, November 22, 2008

merekam "tak ada cinta di lemari"

layer demi layer demi layer

hahaha...

komputernya sampe kewalahan

senangnya.... tak sabar saya :-D

Labels:

Friday, November 21, 2008

karat kata

berbicaralah
lukiskan semu kata-kata seperti senja membelah dusta
lalu kau lihat bagaimana ramuan kata-kata
mengerat di tenggorokkanmu sebagai bisa
membuat urat jadi karat
dan arena berfantasi ria bisa menjadi malapetaka para keparat

nov 08

Labels: