Tuesday, September 28, 2004

When we have to say goodbye

Perempuan itu menyibak rambutnya yang panjang di tengah ketertutupan matanya. Selama ini Ia tidak pernah menyangka matanya akan terus tertutup bukan hanya oleh rambut tetapi juga oleh kebodohan-kebodohan dirinya. Ia telah jatuh cinta, itu kebodohannya yang pertama.

Laki-laki itu semakin lama semakin menawan. Apalagi bila dibandingkan dengan rupanya sendiri setahun yang lalu. Laki-laki memang banyak berubah, terutama di usia awal duapuluhan. Kini Ia lebih tinggi dan tampan. Tetapi perempuan itu tahu dan yakin bahwa sedari dulu laki-laki itu memang tampan, tanpa harus ada perubahan apapun. Perempuan itu masih mengingat detik-detik pertemuan pertamanya dengan laki-laki ini. Dan ketika itu Ia sadar betapa tampannya rupa Tuhan*.

Kemudian laki-laki ini berkata pada perempuan, sudah saatnya Ia pergi. Ada hal lain yang ingin ditekuni. Tidak lagi ingin menyakiti. Tidak lagi ingin terikat.

Dan sang perempuan menangis dalam pelukan laki-laki bermata sejuk ini. Kosong pikirannya kini. Dalam hati Ia bergumam, betapa Ia jatuh cinta.

*Terjemahan dari sebaris liriknya Alanis yang berjudul "Simple Together"

Friday, September 24, 2004

Kisah

Dan pernah ada satu kisah
Yang pernah tenggelam
Dan kini beranjak
Ke permukaan
Sebagai sebiah warna cantik
Di masa depan

*Untuk yang hari ini sedang berbahagia, miss you lots...

Sunday, September 12, 2004

Why in love?

Semuanya bener2 kacau buat gue belakangan ini. Senen kemaren, oma gue meninggal. Keluarga gue sedih banget, karena oma gue yg tinggal sebelah rumah itu baik sama siapa aja... that's why she's been loved so much by every one of us... Miss her lots...

Disamping itu, kehidupan gue juga lagi ngga asik-asik amat. Lagi banyak masalah. Satu dan lain hal... di tambah lagi bom di kuningan. Gue perhatiin tiap tahun di Indo ada bom ya... dan selalu antara September-Oktober... Inget bom Bali and Marriot? Kalo ngga salah sekitar akhir tahun juga... bulan2 segini lah...

Coba kita bicara tentang mencintai. Entah kenapa topik itu lagi terlintas di otak gue sekarang. Elo lebih mending dicintai atau mencintai? To be honest... I cant tell... Tapi saat ini gue lagi tulus mencintai seseorang yang belom tentu ngebales sama seperti perasaan gue walaupun secara status bisa dibilang deket banget. I can't believe that the one you really love so much can change that easy... somehow... kadang2 hal2 di luar dugaan bisa aja terjadi... dan emang perasaan juga bisa salah. Yang aneh... setelah segala kekecewaan gue terhadap orang itu, perasaan gue sama sekali ngga berubah. Sama sekali nggak, gue masih sama seperti dulu ke dia, walopun sekarang dia udah kaya gini dan gue bener2 kecewa. Hal itu sama sekali ngga bikin perasaan gue goyah... ajaibnya gue malah jadi masusia paling sabar di dunia... walopun entah sampe kapan kesabaran gue bisa bertahan. Di cerpen gue yang dulu di muat majalah soap ada kutipan yang sangat difavoritin temen2 gue... "You don't need a reason to fall in love, you just fall..." Entah kenapa mereka suka aja, padahal lanjutannya mereka tanya... apa maksudnya tuh, Ther? Hehehe... it's simple... Now let's talk about what true love is... emang sih gue ko belagu banget ya sok jadi pakar cinta begini... tapi ini cuma interpretasi gue aja terhadap apa yang selama ini udah gue renungin, dan apa yang selama ini telah terjadi sama gue.

Ada pertanyaan tentang alasan seseorang mencintai, padahal menurut gue mencintai seseorang itu ngga butuh alasan. Itu true love menurut gue. Gini nih... misalnya aja... ada pertanyaan "kenapa lo sayang ama cowo/cewe lo?", pasti kebanyakan orang akan menjawab... "karena dia baik, karena dia setia, karena dia kaya, etc..." Nah kalo kaya gitu cintanya udah ngga tulus lg karena dengan sebuah alasan which is mungkin karena kebaikannya dia, atau bahkan kekayaannya dia, atau apa aja. Tapi true love is cinta murni yang tanpa alasan. Di saat lo bener2 jatuh cinta dengan seseorang yang elo sendiri ngga tau knapa itu baru cinta yang tulus. Ngga ngerti? Sama lagi sebenernya gue juga nggak!!! Makanya baca cerpen gue yg itu.. hehehe

Friday, September 03, 2004

Langkah

By: Teraya Paramehta
Dia tinggal di salah satu apartemen di tengah-tengah ibukota. Dan dia berdiri di beranda. Siap melompat dari tingkat dua puluh lima. Jantungnya berdetak kencang dan tangannya dingin. Tubuhnya bermandikan peluh seperti orang yang habis bercinta tiga kali dalam satu malam. Dia percaya hidupnya akan berakhir malam ini. Hal yang sudah lama ingin ia lakukan untuk mendidihkan darahnya, bungee jumping. Hanya saja, kali ini dia melakukannya tanpa tali pengaman.
Diliriknya rolex di tangan kirinya. Pukul dua puluh tiga. Malam masih panjang dan tidak banyak yang ingin dilakukannya. Dia sudah menulis surat perpisahan untuk orang tuanya. Dia juga sudah menghabisakan semua tabungannya untuk hura-hura. Namun laki-laki metrosexual ini tidak lagi menemukan satu hal yang dapat dicintai dari dirinya sendiri.
Diambilnya foto seorang gadis yang sedang matang di usia dua puluh lima dari sakunya. Gadis itu beberapa tahun lebih muda darinya, dengan sepuluh kali lipat rasa cinta yang menggelora untuk gadis itu di dalam jiwanya. Gadis itu sedang bermain air di pantai. Tawanya lepas, terhias percikan ombak yang membeku di kilatan cahaya kamera. Lalu dia berdoa. Mengucap permohonan dan mengemas kerinduan untuk terakhir kalinya.
Maka dia pun menarik nafas panjang. Melirik ke titik-titik cahaya lampu mobil yang berlalu di bawah kakinya. Matanya bengkak dan merah karena tangis. Jantungnya berdetak kencang. Otaknya berpikir keras. Fokus!
Lalu dia bertanya lagi pada dirinya sendiri; haruskah?
Ya, harus! Jawabnya dalam hati. Lalu bagian otak yang menyimpan memori dipaksa untuk mengilas balik kehidupannya.
Lihat dia di usia satu tahun, hidup dalam balutan busana balita rancangan designer ternama. Lihat dia di usia lima tahun, bermain di taman kanak-kanak berkualitas tinggi. Lihat dia di usia sepuluh tahun, juara kelas di sebuah sekolah dasar swasta yang mahal. Lihat dia di usia lima belas, jatuh cinta pada teman sekelas. Lihat dia di usia dua puluh lima tahun, mengerti arti cinta.
Lihat dia sekarang. Anak orang kaya. Hidup berlimpah harta. Gaya hidup yang berbahaya. Memakan habis dirinya. Ini bukan puisi, bila engkau mengiranya. Saat ini, detik ini. Dia berdiri di ambang nyawa. Jurang pemisah antara kehidupan dan kematian. Tepat di hadapannya ada sebuah jembatan kecil yang akan mengantarnya pada kehidupan berikutnya. Akankah dia melaluinya?
Hanya tinggal melangkahkan kaki dari beranda lantai dua puluh lima ini. Dia menarik nafas panjang lagi. Menahannya dalam-dalam seakan tahu bahwa kesempatannya untuk menikmati polusi ibukata hanya tinggal sekarang ini. Hanya tinggal satu langkah lagi, dan semuanya tamat. Hidupnya tamat. Nafasnya tamat. Detak jantungnya tamat. Otaknya tamat. Tagihan kartu kreditnya tamat. Migren di kepalanya tamat. Mabok-maboknya tamat. Cintanya tamat.
Ada apa dengan kata terakhir? Cintanya tamat. Ini dia yang sesungguhnya ingin dia habisi. Cinta yang kian menggerogoti tubuhnya sampai hampir habis. Dia merasa betapa aneh sebuah perasaan yang selama ini ia anggap konyol dapat membunuhnya perlahan-lahan dengan sangat menyakitkan. Maka dia memilih jalan pintas. Terbang dari lantai dua puluh lima. Terbang, bukan loncat. Kenikmatannya akan seperti bungee jumping. Hanya saja tidak ada tali pengaman, tidak ada kolam berenang atau bantal empuk sebagai sasaran. Hanya ada pikiran kacau dan jantung yang berdetak kencang. Cara yang sangat cocok untung mengakhiri jiwa seorang adrenalin junkie.
Sudah berkali-kali dia berpikir keras. Entah tentang apa. Apakah dia ragu? Mungkin. Dia masih berperang. Alam bawah sadar dan pikiran pesisimisnya terus berbicara. Dan kali ini hatinya berbisik, menggumamkan nama gadis yang fotonya kini berada dalam genggamannya.
Lalu air matanya menetes. Lalu dia berkata; sudahlah. Dan dia mengambil langkah itu. Dia terbang ke malam lepas. Melaju bersama tarikan gravitasi. Sesaat terkilas kehidupannya.
Zap! Dia merasa berada dalam pelukan ibundanya. Hangat dan nyaman. Hari pertamanya sebagai manusia.
Zap! Lalu dia melihat dirinya. Terayun naik dan turun dalam sebuah roller coaster. Saat ini dia tengah berusia sembilan tahun.
Zap! Kemudian dia melihat rumahnya. Dan ada ayahnya yang sedang memberinya hadiah ulang tahun yang pernah diidam-idamkannya. Sebuah snowboard.
Zap! Kemudian dia melihat dirinya yang tengah remaja. Bersama pacar pertamanya.
Zap! Kemudian dia melihat saat dia diwisuda. Gelar sarjana dengan predikat cum laude.
Zap! Kemudian dia melihat gadis itu.
Zap! Kemudian dia melihat aspal jalanan.
Lalu anda akan mendengar bunyi “BRAK!”, saat tubuhnya menabrak mobil yang sedang melintas. Tubuhnya menghancurkan kap dan menghancurkan kaca mobil itu.Tubuh itu terpelanting ke kanan, lalu terlindas sebuah truk gandeng. Kemudian anda akan mendengar bunyi “Cret!” bagaikan cicak terinjak yang tidak ingin anda dengar seumur hidup anda.
Akhirnya semuanya tamat. Hidupnya tamat. Nafasnya tamat. Detak jantungnya tamat. Otaknya tamat. Tagihan kartu kreditnya tamat. Migren di kepalanya tamat. Mabok-maboknya tamat. Cintanya tamat.
Maka demikianlah tamatnya cerita ini.
Tapi tunggu dulu!
Dia masih berada di situ. Di sebuah apartemen ternama ibukota. Lantai dua puluh lima. Kini tengah tertidur nyenyak di atas kasur spring bed dan bantal bulu angsa. Sesekali dia mengeluarkan suara mendengkur. Tangan kanannya tengah memegang brandy dan tangan kirinya yang berjam rolex tetap memegang foto gadis dengan tawa lepas itu. Matanya masih bengkak dan tubuhnya masih bermandikan peluh.
Rupanya langkah yang diambilnya bukan membawanya melewati jurang kehidupan. Bukan satu langkah penting bak seseorang yang sedang bungee jumping. Bukan langkah terakhir dalam hidupnya yang sedang berayun diantara tiang hidup dan mati. Bukan langkah yang pasti, tapi sangat berarti.
Langkah yang diambilnya adalah langkah mundur.

Thursday, September 02, 2004

My 1st Posting!

Lemmesee... how do I start? I'm new to this kind of blog stuff... Anyway... Knapa gw ngga nge blog dr dulu ya? Terutama during my 'Lonely Jounery' di Eropa. Too bad.. it's too much that I wanna share. Sebelomnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan ketik (I'm not a good typer), spelling, and grammatical mistakes dlm Bhs Inggris. Krn walopun gw anak Sastra Inggris UI tetep aja bego... Oh no.. I hate self pity.. I have to get rid of that. Kayanya gue akan lebih make blog ini buat nge post tulisan2 and puisi2 gw. Semoga aja ngga ada yg MENCURI!!! Anyway... udah baca majalah Soap bulan Agustus ini? cerpen gw di muat loh... isn't that a good start? Bulan Agustus kayanya banyak bgt yg terjadi sama gue, dan banyak keputusan yg gue ambil, banyak jg berita. Mulai dr berakhirnya masa 'jalan2 sendirian' di Eropa (nekat yah...), berantem ama 'dia', nangis, ketawa, nangis lagi, ketawa lagi, nagis lagi... ya begitulah... Gue snediri bingung mao mulai dari mana... Terlalu panjang. Yg pasti... this is my 1st posting... that's all... nothing special and I'm not in the mood to tell you anything at all. Udah jam 4:12 AM tp gw ga bs tidur jg. Parah.