The Republic of Idiotnesia
IDIOTNESS NUMBER ONE
The Jakarta Post, Monday, January 28, 2008:
Govt declares seven days of national mourning
"President Yudhoyono last declared a three-day national mourning period on Dec. 27-29 in 2004 for the thousands of people in Aceh and Nias who were killed in the indian Ocean tsunami on Dec. 26.
President Megawati Soekarnoputri announced one day of national mourning on Nov. 15, 2002, after 202 people, mostly foreign tourists, were killed in terrorist bombings on Bali on Oct. 12."
In my naive yet honest conclusion, the government honored Soeharto more than those thousands of people who were killed by the tsunami and terrorist bombings.
FOR GOD'S SAKE!!! SEVEN DAYS??? HE'S JUST A PERSON WHO DEVELOPED THIS COUNTRY AND THEN DESTRUCTED IT!!! IS HE'S REALLY THAT BIG COMPARED TO THOSE THOUSAND OF INNOCENT PEOPLE DIED ON THE TSUNAMI AND BOMBINGS?
IDIOTNESS NUMBER TWO
Jam 12 malam kurang lima menit gue iseng nyalain TV dan yang pertama tampak adalah TPI yang sedang menyiarkan pengajian2 untuk mendoakan Soeharto. Seorang ibu-ibu yang diwawancara berkata sambil tersipu "Wah sedih sekali yah kita kehilangan presiden yang sebaik itu. Ya... walaupun presiden kan pasti punya kekurangan dan kelebihan juga, namanya juga manusia. jadi kita maklumi dan maafkan saya kekurangannya..." (Saking 'cengo' dan kagetnya gue mendengar itu, gue sampe hafal dan sanggup mengutipnya di sini. Sementara si Ibu, senyam senyum seolah karena bangga masuk tipi... lhaaa, katanya berduka???)
MAKLUMI???
ARE YOU KIDDING ME, LADY???
okay, two idiotness for today. And I'm looking forward for more tomorrow...
MAKLUMI???
ARE YOU KIDDING ME, LADY???
okay, two idiotness for today. And I'm looking forward for more tomorrow...
Labels: blog, irony, muntahkata, ouch
13 Comments:
ga usah nonton TV, wong dulu semua TVnya terkait keluarga cendana
hehehe iya.. bener tuh. hampir semua TV yang ada adalah milik keluarga.
tadi pagi gw bener-bener muak dengan acara TV, yang salah satunya menayangkan kesedihan anak jalanan.. katanya hanya di jaman soeharto lah anak2 miskin bisa sekolah di SD inpres..
yeah right... pasti mereka dibayar buat nangis2 di acara itu.
idiotsupreme hadir, menjadikan 3 idiotness :)
matiin tipinya........
bakar stasiun TV nya...
keren low. gila banget perbandingannya.
Tapi tetap Dukung Stasiun TV Lokal yah... Hehehehe....
(sori kalo komen gue sama ky di beberapa postingan lainnya, soalnya intinya itu2 aja sih)
ya, orang2 senang dengan kemakmuran semu ciptaan pa’harto. gue sendiri ngerasain sekolah dengan spp cuma Rp.15.000,-.
Semu, soalnya ternyata itu dari duit ngutang… dan generasi sekarang yang ketimpuk+kegiles beban musti bayar..
Yang semu2 emang lebih menyenangkan sepertinya. kalo engga sinetron2 itu mana laku :P
yes my darling, harus lebih lama dong... kan yang mati juga sepertinya lebih banyak bukan?? :D
lamanya hari berkabung berkorelasi langsung dengan banyaknya kematian yang diakibatkan oleh X (X disini bisa musibah, bisa apa aja.. dudududu...)
mungkin itu maksudnya pemerintah :))
setuju madam!! coba itung aja dari 66-98, udah berapa banyak korbannya coba... :D
intinya, berkabungnya bukan buat pak harto kan? tp untuk korban2nya dia dr 66-98. berarti kl itu mah 7 hari gak cukup... setahun berkabung kl yah...
dia neraka dia ngetawain hitler ama polpot tuh kayaknya wakakakaka
kayanya mereka bertiga lagi itung2an korban terbanyak di sana, trus soeharto bikin kompleks istana di neraka kayak di kalitan dengan cara menyogok para penjaga2 neraka...
huahahaha...
Post a Comment
<< Home