Dan semuanya selesai sudah, pikir perempuan bermata coklat terang ini. Air mata sudah tidak menghampiri pelupuk matanya lagi.
Dan semuanya berakhir, pikir laki-laki itu.
Dan mereka berdua terdiam, di temani malam kelam. Terpisah oleh jurang yang membatasi hari mereka, dengan seuntai tali tipis yang masih menjuntai dan melambai-lambai. Satu-satunya jalan menyebrang yang memberikan satu koneksi dari hati yang satu ke hati yang lain. Di sana, sang cinta sedang bergelantungan, mengambil resiko untuk jatuh dan termakan kobaran api di ujung bawah jurang. Demi satu kata yang mungkin saja terjadi. Eksistensi dirinya sendiri. Cinta masih ingin ada.
Kemudian mereka berdua saling menatap. Mulut terkatup rapat, hanya dua pasang mata saling tatap yang berbicara.