Monday, January 28, 2008

Keluarga Wiji Thukul Menolak Pengibaran Bendera Setengah Tiang

http://multiculturalmedia.multiply.com/journal/item/54/Tolak_Bendera_Setengah_Tiang_dan_Tuntut_Kejahatan_Soeharto

SIARAN PERS

KELUARGA WIJI THUKUL

MENOLAK PENGIBARAN BENDERA SETENGAH TIANG

DAN TETAP MENUNTUT PERTANGGUNGJAWABAN KEJAHATAN SOEHARTO DALAM KASUS PENGHILANGAN PAKSA AKTIVIS ANTI ORDE BARU

Hari ini, Soeharto telah dikuburkan di liang lahat, namun itu bukan berarti menguburkan kasus-kasus kejahatan kemanusiaan yang menjadi tanggungjawabnya selama Soeharto memerintah negeri ini selama 32 tahun. Opini yang berlebihan dan mobilisasi puja-puji terhadap Soeharto tidak membuat kami, keluarga Wiji Thukul (korban penghilangan paksa 1997-1998), berubah sikap. Tindakan Pemerintahan SBY-JK yang memerintahkan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang adalah kebijakan yang berlebihan dan menyakiti hati jutaan rakyat Indonesia yang menjadi korban pelanggaran hak-hak sipil politik dan hak-hak ekonomi sosial budaya semasa Soeharto berkuasa. Hingga saat ini, kami, selaku adik kandung, istri, dan anak-anak Wiji Thukul, tidak pernah melupakan kebengisan kekuasaan Soeharto melalui aparat militer yang mengobrak-abrik rumah kami, mencuri buku-buku dan koleksi kaset kami dan membuat orang yang kami cintai, Wiji Thukul, hilang tak tentu rimbanya.

Untuk itu, sebagai bagian dari korban kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Soeharto, kami, keluarga Wiji Thukul, menolak mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang dan akan terus berjuang bersama seluruh korban menuntut pertanggungjawaban kejahatan kemanusiaan Soeharto, terutama untuk kasus penghilangan paksa aktivis anti Orde Baru.

Solo – Jakarta, 28 Januari 2008

Dyah Sujirah/Sipon (istri Wiji Thukul)
0817250854

Wahyu Susilo (adik kandung Wiji Thukul)
08129307964

Fitri Nganthi Wani (anak Wiji Thukul)

Fajar Merah (anak Wiji Thukul)

Labels: , , ,

5 Comments:

Anonymous R Saras said...

kemarin sempet nonton pengakuan istri wiji thukul, sipon, yang diwawancara di tv. duh, miris sekali ya. dan gue cuma bisa mengutuk.

Monday, January 28, 2008  
Anonymous Lovelli Ariesti said...

Right on!

Monday, January 28, 2008  
Anonymous Gharonk Manusia Jahat said...

well, setelah soeharto pergi, harusnya lebih mudah dunk mencokok hidung orang orang yang terlibat dalam kasus penculikan ini ...

Monday, January 28, 2008  
Anonymous aris asri said...

yup...buat yang memiliki konflik secara langsung...bener2 gak gampang buat nerima gitu aja..mestinya media menyiarkan tanggapan yang lebih objektif dan seimbang...gak melulu menayangkan ibu2 yang nangis2 dan bilang "hiks..hiks...dulu zaman pak harto semua barang sembako murah2..hiks"........(dasar....zaman dulu dimanapun semua barang lebih murah dari saat ini siapapun presidennya..)

Tuesday, January 29, 2008  
Anonymous shanti handamari said...

YOI... agak keganggu juga gue nonton komen2 dari ibu2 tsb.

Tuesday, January 29, 2008  

Post a Comment

<< Home