Saturday, December 27, 2008

malam tiba

malam tiba
deras mereka bercucuran
membingkai satu demi satu aliran sungai-sungai mungil
membasuh wajah dan perih

siang tiba
dan orang pun bertanya-tanya
"kenapa kau tampak seperti tidak ada apa-apa? kenapa kau sanggup tampak begitu tegar?" tanya mereka
jawabku dengan sebuah mantra "aku tidak apa-apa"
kututup dengan seutas senyum, agar tidak ada lagi tanya

namun malam selalu menyambung siang
merangkai peralihan siklus-siklus suci
senyum berganti relung
merangkai untaian mimpi yang berbalas sepi
satu per satu mereka datang
merajut sepi dengan limpahan air mata seumpama bah
pagar senyum yang tadi kupegang erat bagai tongkat dan gada sang gembala
lenyap tertelan tsunami emosi

malam tiba
hanya teman-teman imajiner yang ada di sekelilingku
tak bisa berkata, tak bisa bernyata
membawa aku tenggelam dibalik selimut yang dingin
menyambung satu demi satu air mata
menyambung satu demi satu rintih dan perih
dan mantra menjelma tanya, tanya menjelma ratap
kenapa!? kenapa!? kenapa!?

malam tiba
namun lelap belum pula menjemputku
maka aku memilih bernestapa

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home