Monday, February 18, 2008

Statistik Sex Ratio dan Poligami

Dapet dr milisnya YJP nih. Siapa tau ada yang butuh data ini untuk menguatkan argumen dan penelitian. Hehe...


Re: Fwd:  Statistik sex ratio dan poligami

Posted by: "Aquino Hayunta" aquino@indosat.net.id   wreddya

Sat Feb 16, 2008 6:19 am (PST)

Terima kasih untuk postingnya pe. Sayang belum ada publikasi luas data
statistik ini ya. Namun gw yakin "wahyu" lebih kuat dari data, alias nggak
ngaruh kalau dibaca oleh orang yang memang ingin nikah lagi.

> -----Original Message-----
> From: jurnalperempuan@ yahoogroups. com
> [mailto:jurnalperempuan@ yahoogroups. com] On Behalf Of ari a. perdana
> Sent: Saturday, February 16, 2008 6:08 PM
> To: jurnalperempuan@ yahoogroups. com
> Subject: [Jurnal Perempuan] Fwd: Statistik sex ratio dan poligami
>
> Aquino,
> ini emailku ke milis JIL dulu tentang poligami dan rasio kelamin. ini
> dikirim waktu ribut2 Aa Gym ketahuan poligami. Saya beberapa kali
> mengutip statistik sederhana ini. Ternyata, banyak yang tidak paham
> bahwa di Indonesia dan di negara berkembang jumlah laki2 lebih banyak.
> Selalu pemikirannya adalah jumlah perempuan jauh (JAUH!) lebih banyak.
> Bahkan di Aceh yang kita pikir banyakan perempuan karena DOM, jumlah
> laki2 masih lebih banyak. Di sebuah forum yang isinya aktifis LSM
> daerah, malah ada yang bertanya "apa datanya bisa dipercaya? menurut
> pengamatan saya perempuan lebih banyak..." (catatan: ini data BPS,
> meski tidak sempurna, tapi tentu data hasil sensus lebih baik dari
> data berdasarkan penglihatan) . Memang ada variasi. Di Jawa umumnya
> lebih banyak perempuan. Sementara di Indonesia Timur rasio kelamin
> jauh lebih condong ke laki-laki.
>
> ap
>
> --- In islamliberal@ yahoogroups. com, "ari a. perdana"
> <Ari.Perdana@ ...> wrote:
>
> Lupakan sementara soal halal-haram atau legal-tidaknya poligami. Mari
> kita lihat apakah 'maksud baik' dari poligami punya dasar atau
> relevansi. Tujuan sosial dari poligami (sering dilontarkan) adalah
> 'menolong' perempuan.
>
> Asumsi dasar:
> ------------ ---------
> 1. Cara yang paling efektif untuk 'menolong' kaum perempuan adalah
> dengan 'menyediakan' suami sebagai pelindung dan pencari nafkah.
>
> 2. Secara implisit diasumsikan bahwa jumlah perempuan lebih banyak
> dari laki-laki sehingga terjadi 'kelebihan penawaran' dari perempuan
> (dan sebaliknya, 'kelebihan permintaan' atas laki-laki).
>
> Fakta:
> ---------
> 1. Sex ratio (laki2/perempuan) di Indonesia, berdasarkan Sensus
> Penduduk 1980 = 101. Untuk setiap 100 perempuan ada 100 laki2. Dalam
> angka absolut, ini sama dengan 'surplus' laki-laki lebih dari 630 ribu
> (tahun 2000).
>
> 2. Sex ratio untuk Muslim saja juga sama dengan nasional = 101 (jika
> umat Islam dari seluruh usia dipasangkan, masih ada sekitar 460 ribu
> laki-laki Muslim yang tidak mendapat pasangan di tahun 2000).
>
> 3. Rasio gender menjadi terbalik (populasi perempuan lebih banyak dari
> laki-laki) di usia 60 tahun ke atas. Untuk populasi Muslim di atas 60
> tahun, rasionya adalah 90 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
> Semakin tua kelompok usia, semakin banyak populasi perempuan. Ini
> adalah kecenderungan yang berlaku di seluruh dunia, karena memang
> tingkat harapan hidup perempuan lebih tinggi.
>
> 4. jumlah perempuan juga lebih banyak di antara mereka yang
> berpendidikan rendah (lulusan SD atau di bawahnya), khususnya yang ada
> di pedesaan. Tanpa memandang agama, rasio gender bagi mereka yang
> paling untung hanya lulus SD adalah 88 di perkotaan dan 94 di
> pedesaan.
>
> 5. Lebih banyaknya populasi laki-laki dibanding perempuan bukan hanya
> terjadi di Indonesia. Ini adalah kecenderungan umum di negara-negara
> berkembang. Bahkan, negara-negara Muslim justru punya rasio gender
> yang sangat tinggi. Rasio gender Di Saudi Arabia, Oman, Bahrain dan
> Uni Emirat Arab lebih dari 120. Bahkan di Kuwait dan Qatar, rasionya
> lebih dari 150, tertinggi di seluruh dunia. Di dua negara yang dalam
> banyak literatur menjadi rujukan masyarakat paling bias gender, China
> dan India, rasio gendernya hanya 105, masih lebih rendah dibandingkan
> negara-negara itu.
>
> Implikasi:
> ------------ --
> 1. Tidak betul bahwa perempuan lebih banyak dari laki-laki.
>
> 2. Fakta statistik ini cukup untuk menggugurkan asumsi yang mendasari
> argumen 'motif sosial' poligami.
>
> 3. Jadi, kalaupun poligami itu hendak dicari justifikasinya secara
> ekonomi, maka harusnya para pria yang ingin berpoligami memperistri
> janda miskin berusia 60 tahun ke atas dan setinggi-tingginya hanya
> lulusan SD. Barulah poligami memiliki relevansi ekonomi sebagai cara
> untuk menolong perempuan lepas dari kemiskinan. Bukan gadis atau janda
> muda (apalagi yang lulusan PTN dengan IPK 3,6 yang secara statistik
> tidak mungkin termasuk warga miskin).
>
> 4. Meskipun demikian, apakah poligami adalah cara paling efektif?
> Kenapa tidak mekanisme subsidi, zakat atau transfer langsung?
>
> 5. Kalau argumennya adalah mereka tetap butuh suami sebagai kepala
> keluarga, kenapa tidak membantunya dengan mencarikan janda-janda
> miskin suami yang belum beristri dan kemudian menjadikannya keluarga
> angkat untuk dinafkahi?
>
> Kesimpulan:
> ------------ ------
> 1. Argumen 'motif sosial' poligami tidak punya justifikasi empris.
> Setidaknya relevansinya di era sekarang tidak ada.
>
> 2. Mungkin (mungkin!) poligami halal. Tapi at best, secara sosial ia
> adalah tindakan sia-sia. Kalau untuk hal2 lain Islam mengatakan bahwa
> yang sia-sia bisa menjadi haram, sama halnya dengan poligami toh?
>
> 2. Yang masih tersisa adalah argumen 'motif syahwat.' Bukan motif
> sosial.
>
> Catatan kaki:
> ------------ -------
> 1. Data yang digunakan adalah data SP 2000. Kita bisa beranggapan
> rasio gender tidak akan banyak berubah dalam 6 tahun. Tapi kalaupun
> berubah, trend justru menunjukkan bahwa makin lama jumlah laki2 makin
> banyak, dan sex ratio makin condong ke laki2 ('surplus' laki2 makin
> besar dari tahun ke tahun).
>
> 2. Di tahun 70-80an memang jumlah penduduk perempuan lebih banyak.
> Tapi paling rendah, rasionya hanya sekitar 97 perempuan per 100
> laki-laki. Secara statistik ini tidak cukup untuk mendukung hipotesus
> 'surplus perempuan.'
>
> --- End forwarded message ---

Labels: ,

2 Comments:

Anonymous glasgowmegasnake glasgow mega snake said...

waduh koq ada nama saya disebut2 hehehehe

Monday, February 18, 2008  
Anonymous tiara amalia said...

gue muter YJP ni kalo siaran..mantap!

Tuesday, February 19, 2008  

Post a Comment

<< Home