Saturday, December 27, 2008

membaca wajah

lagi-lagi di malam hari
dimana aku menyelinap dari persembunyianku
mengais satu per satu gambar-gambar
ketika satu luka lagi kutemukan

dia sudah membusuk parah
sungguh terlambat untuk diberi obat merah
aku biarkan dia bernanah
hingga sebagian tubuhku menjadi sampah

sepucuk mawar terlanjur menjadi bunga bangkai
busuknya membunuh para senyum semampai
maaf, karena cibiran perihku ini turut mematikan
membuat beberapa tikam terasa semakin tajam

silahkan kau coba sekali lagi berdusta
aku hanya akan tertawa
pada wajahmu aku membaca

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

<< Home