membaca wajah
lagi-lagi di malam hari
dimana aku menyelinap dari persembunyianku
mengais satu per satu gambar-gambar
ketika satu luka lagi kutemukan
dia sudah membusuk parah
sungguh terlambat untuk diberi obat merah
aku biarkan dia bernanah
hingga sebagian tubuhku menjadi sampah
sepucuk mawar terlanjur menjadi bunga bangkai
busuknya membunuh para senyum semampai
maaf, karena cibiran perihku ini turut mematikan
membuat beberapa tikam terasa semakin tajam
silahkan kau coba sekali lagi berdusta
aku hanya akan tertawa
pada wajahmu aku membaca
dimana aku menyelinap dari persembunyianku
mengais satu per satu gambar-gambar
ketika satu luka lagi kutemukan
dia sudah membusuk parah
sungguh terlambat untuk diberi obat merah
aku biarkan dia bernanah
hingga sebagian tubuhku menjadi sampah
sepucuk mawar terlanjur menjadi bunga bangkai
busuknya membunuh para senyum semampai
maaf, karena cibiran perihku ini turut mematikan
membuat beberapa tikam terasa semakin tajam
silahkan kau coba sekali lagi berdusta
aku hanya akan tertawa
pada wajahmu aku membaca
Labels: blog, literature
0 Comments:
Post a Comment
<< Home