Pendongeng
pejalan kakiku mulai melangkah
Pada tempat yang tak berarah
Tujuan dipertaruhkan pada angin
Hidup dipertaruhkan pada goyangan dadu
Sampaikan salam itu pada cahaya dan tanah yang menunggu kedatangan
Laki-lakiku terbang bersama semburat cahaya purnama yang menjelang di malam yang membunuh sepi
Mari, mendongenglah bersama malam
Mari, mendongenglah bersama hujan
Mari, mendongenglah bersama air mata
Mari, mendongenglah bersama darah
Mari, mendonganglah bersama waktu
Mari, mendongenglah sampai pohon Oak di kaki bukit itu terlelap bersamamu
Pada tempat yang tak berarah
Tujuan dipertaruhkan pada angin
Hidup dipertaruhkan pada goyangan dadu
Sampaikan salam itu pada cahaya dan tanah yang menunggu kedatangan
Laki-lakiku terbang bersama semburat cahaya purnama yang menjelang di malam yang membunuh sepi
Mari, mendongenglah bersama malam
Mari, mendongenglah bersama hujan
Mari, mendongenglah bersama air mata
Mari, mendongenglah bersama darah
Mari, mendonganglah bersama waktu
Mari, mendongenglah sampai pohon Oak di kaki bukit itu terlelap bersamamu
Labels: puisi
4 Comments:
mari.....
Rites of Minyaaaaaaaaaa!!!! puisi lo malem itu menggenapi purnama yang sempurna...!!
=)
huhuhu... baca puisi ini, puisi yang menggenapkan purnama, ingat malam itu lagi sist... purnama lama sekali tak pernah segenap itu...
yuk bikin rites of minya lagi....
ah, tapi si pejalan kaki dah pergi jauh meski sering menengok ke belakang...purnama dan ritus minya tanpa para pejalan kaki, juga tak akan genap...
selamat untuk sahabatku yang akan segera pergi ke tanah utara melangsungkan pelaminan... sukses untukmu selalu, sahabat,
para sahabat...
Post a Comment
<< Home