FITNA
Rating: | ★★ |
Category: | Movies |
Genre: | Documentary |
Saya suka gore part dari menit pertama sampai menit ke delapan_ saya percaya itulah realita menyedihkan yang ada di dunia: bahwa memang ada sebagian orang yang hidup dalam pemikiran sempit yang mengerikan. Walaupun saya non-muslim, tapi saya percaya Islam "yang benar" tidak seperti itu. Saya benci pesan yang ditampilkan di akhir film yang membuka topeng propaganda sang sutradara dengan bodohnya. Yang tentu saja, menunjukkan bahwa si pembuat film sama bodohnya dengan para militan kejam yang digambarkan dalam film. Mereka sama-sama melakukan generalisasi tolol ketika melihat perbedaan.
Tapi ya sudah, lah. Bagi teman-teman yang memeluk agama Islam, saya sarankan bersikap cerdas dalam melihat fenomena ini: jangan percaya fitnah, lebih baik percaya apa kata Lennon: "Imagine all the people, living life in peace..."
*ahem, pass me the joints please...*
Labels: irony, israel, moviereview
12 Comments:
coooll....
hehehe...
keren yg bkin film...berani unjuk gigi untuk dimaki-maki...heheh..
memang Ther, sama tololnya dengan yang mengatasnamakan agama untuk merusak tempat hiburan dan mengebiri seni
pilem yang gak layak disebut pilem!!
gak ada art nya sama sekali, cuma sekedar potongan2 kejadian, aku gak tertarik sama sekali stlh liat neh pilem dan merasa simpati dgn umat muslim (aku sendiri bukan muslim)
gak semua umat islam berada di garis "keras", banyak juga yg menjunjung tinggi toleransi dan anti kekerasan!
...pass the joint dear.
secara propaganda cukup berhasil, tapi kenapa judul filmnya fitna...jangan2 ini semua hanyalah joke karena yang didalam film itu fitnah semua hehehehe...
ayat2/footage yang diambil gua bilang juga cuman diambil stengah2 aja...belom keseluruhannya hehe (mungkin kalo keseluruhannya ada alasan yang rasional)
tapi iya, sebaiknya jangan dibalas dengan kekerasan, ntar malah orang makin percaya ama nih film...
(jebakan juga nih film hahahaha)..
silly act from a thoughtless man. Gitu deh tipikal org yg mau sok jadi 'pahlawan'. Gak tau apa2/ cuma tau sepotong, tapi mencoba utk membuat sebuah kesimpulan. Gw mah cuma ketawa2 aja pas nonton. Itu bukan film, orang cuma gabungan footage aja kok! Konyol ah.. sama konyol spt rambutnya Wilders!! hahaha.. i'mlaughing my ass off..
peace and love.....
hiduplah lennon
tapi apakabarnya pesan osama bin laden bahwa negeri yang menjelek2an islam akan menerima serangan (begitu kira2)
semoga aja semua bisa menyikapi dengan tenang
hehe...wilder mah orang kurang kerjaan...film asal comot doank dibangga2in....gua menyesali sikap sebagian umat islam disini yang dikit2 main demo bakar teriak2 de el el....pada goblog apa gmana si?itu kan malah bikin citra islam tambah buruk...ckckck...
mending dengerin kata Budiarto Shambazy di Kompas:
http://www.kompas.co.id/kompascetak/...mn=154&idx=154
POLITIKA
"Wong Edan Ora Katoan"
Selasa, 1 April 2008 | 01:37 WIB
Oleh BUDIARTO SHAMBAZY
Seratus persen warga dunia mengecam film ngawur buatan politisi Belanda, Geert Wilders, berjudul Fitna. Ia sendirian menghadapi 6.602.224.174 penduduk dunia—data jumlah penduduk per Juli 2007.
Fitna tak lebih dari hate speech yang memanipulasi freedom speech. Tak usah kaget selalu ada pencari sensasi supaya ngetop ke seluruh dunia.
Sekarang zaman internet yang serba ”semau gué”. Dari internet, Anda bisa belajar cara mencemarkan nama baik orang atau golongan lain tanpa perlu bertanggung jawab.
Lewat internet, Anda bisa ”anomali” yang sinonimnya ”mau lain sendiri” atau ”abnormal”. Saya tertawa sendiri di depan televisi melihat model rambut Wilders yang anomalistis.
Tak sukar mengerjakan Fitna karena tinggal comot sana comot sini. Mungkin sama mudahnya membuat film dokumenter tentang liburan Anda bersama keluarga.
Jika sudah selesai, Anda tinggal mencemplungkan film dokumenter liburan itu ke YouTube, misalnya. Simsalabim, semua warga dunia bisa menikmatinya.
Internet tempat persembunyian yang ideal. Anda bisa belajar membuat bom, mencari jodoh, atau memalsukan kartu kredit lewat dunia maya itu.
Di lain pihak, internet sumber kemajuan sejak dikembangkan di AS tahun 1960-an. Internet menjadi galaksi baru sejak teknologi browser ditemukan awal 1990-an.
Pemerintah Belanda, PBB, Uni Eropa, dan semua negara mengecam Wilders. Hidup Wilders sudah lama tak nyaman karena ke mana-mana dikawal ketat bodyguards.
Ia masih diwarisi penyakit superiority complex peninggalan nenek moyang yang 3,5 abad menjajah Hindia-Belanda. Ia bulé yang menganggap Matahari terbit dari balik punggungnya.
Ia menganggap mentalitas kolonialisme/imperialisme ala kerajaan Eropa, termasuk versi ”Koninkrijk der Nederlanden” (Kerajaan Belanda), masih ampuh. Kata ”kerajaan” bagi dia lebih cocok jadi ”kurang kerjaan”.
By the way, sampai kini banyak kelompok antimonarki di Eropa. Pajak mereka naik tiap tahun untuk menghidupi raja, ratu, putra-putri mahkota, anjing, dan kucing kerajaan.
Ambil contoh sebagian pers Inggris yang tiap hari mengolok-olok keluarga kerajaan, terutama Pangeran Charles. Untung Indonesia lahir sebagai republik karena sebagian pemimpinnya sampai kini masih berlagak kayak raja.
Wilders bilang ia tak membenci Muslim, tetapi tak suka kepada Islam.
Perbuatan nekat Wilders kompensasi rasa kurang aman sebagian kalangan di Eropa. Dulu mereka mengundang kedatangan imigran asing—terutama dari Afrika dan Asia—untuk bekerja.
Mereka butuh pekerja dari mancanegara untuk mengisi berbagai lowongan, terutama di sektor terbawah. Bukan pemandangan asing menyaksikan imigran asing jadi tukang sampah, sopir taksi, penjaga toko, dan sebagainya.
Untuk memperbaiki nasib, para imigran asing itu bekerja dengan rajin. Namun, sekarang mereka justru dianggap merebut pekerjaan rakyat setempat di Eropa yang mulai mengalami berbagai masalah sosial, termasuk pengangguran.
Gejala itu tampak kasatmata ketika saya selama hampir dua bulan di Jerman dua tahun lalu. Imigran dari Turki yang telah turun-temurun dicurigai—sama dengan bangsa Asia-Afrika lainnya di Belanda, Perancis, atau Inggris.
Tragedi 9/11 dan omong kosong tentang benturan peradaban Islam melawan Barat bagaikan api menyirami bensin. Benturan yang sebenarnya terjadi adalah ”Barat melawan Sisa Dunia”.
Lihat bagaimana Barat, yakni AS dan Eropa Barat, sebenarnya iri terhadap kepemimpinan ”orang kuat” seperti mantan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengubah Rusia 180 derajat dari mantan negeri adidaya menjadi raksasa baru.
Bwakakakakkakakakakkaka (Gak tahan nahan ketawa)
Sory Guys, gw terkadang agak heran dengan sikap umat islam di Indonesia akhir2 ini. Napa gw bilang gitu, soalnya contoh kecilnya reaksi film FITNA di Indonesia ini. Kenapa yang protes dan bertindak anarkis cuma umat Islam di Indonesia aja (maaf kalau gw salah). Kalau gitu, kemana umat islam lainnya?
Seharus nya semua bertindak lebih cerdas dan diplomatis, gw muslim tapi gw malu ma orang indonesia yang ngaku islam, mereka dah jadi fanatik ke agama sebagai organisasi, jadi merasa paling benar, bikin mereka lupa ama ajaran islam yang sesungguhnya tuh kyak gimana. sadar euy......
*semesta itu satu dan kita adalah semesta*
jai guru deva om...
Post a Comment
<< Home