Thursday, July 13, 2006

Liang Luka

dan kala tarikan belati meneteskan darah
memberikan kenyataan bahwa luka itu indah
perih kah, kekasih?
kau simpan kecupan mautku
bawa ke liang kuburmu
di bawah tanah kita bercinta
menggali sisa-sisa perih yang mungkin masih ada
perih, kekasih
luka itu terbuka lebar
Penuh darah, penuh nanah
nyanyikan warna biru kelabu, merah kirmizi menyayat-nyayat luka
kau beri aku perih dari ciuman mautmu
gores pelan-pelan
terimalah luka, simpan selamanya
luka itu nyata
yang kau dapat dari ciuman mautmu
simpan cintaku selamanya
di liang kuburmu

perih kah, kekasih?
aahh, luka itu nyata
lihat warnanya yang menghitam
yang membalur percintaan kita
simpan selamanya di liang kuburmu

Bekasi, 13 Juni 2006


*Special thanks to Gema for helping me get my poetic productivity back

0 Comments:

Post a Comment

<< Home