Thursday, December 14, 2006

percakapan para dewa

Tlp ditutup, tiba2 hampa, spt kehilangan setengah hidup, damn its great. I feel like dyonisus, the god of wine, after he kissed ariadne, the goddess oh labirynth...

Such a beautiful poem from such a beautiful poet. I feel like hugging you right now

thats worth 4 the most beautiful person i've ever met

Hatiku pernah membebatu, terbebat batu-batu. gemeletukannya terdengar hinggareruntuhan puri batu pelebur kutuk. Mataku pernah melelinang, terbelit linangan-linangan. Gemericikannya terdengar hingga rerincikan rincikan mata air para dewa.mulutku pernah membisu, terbius basa-basi. Sesunyiannya terdengar hingga rerintihan air mata para dewi. Ah, apa dosa! hingga terselubung karat-kemaratku sendiri, meski sering kukata bahwa dosa telah tiada. Sebab terdiam seperti semedi seribu candi, seribu adalah sepi.

Aku membisiki itu ditelinga kamu, sambil melukin kamu. lantas bilang: its ok, horn, everything is gonna be ok!

Ya, ada empat permata yang kau sampaikan padaku lewat bisikan angin. keempat permata itu kugenggam erat sampai mereka membatu. Menjadi bagian dari aku

harum dan kilau batu2 ini mengantarku melayang menuju genggaman (senggama) erat tanganmu yg sakti tapi lembut itu. 1000x :-*

Lama ku terdiam. Merasakan semua kecupan yang kau sampaikan. Dalam terpejam kutajamkan indera perasaku, agar aku dapat merasakan semua sentuhan yang kau sampaikan lewat angin.

angin memang kurang ajar, sering meraba tubuh kita tanpa permisi, tp sangat efektif sbg media utk menyampaikan bahasa2 buana spt permata yg kini sedang kau genggam

bersyukurlah pada angin. krn ia lah yg menghantarmu ke pelukanku kini. apakah dia sudah menghantar kecupan yg ku kirim? daratkan kecupan itu pd bibir pujanggamu

yeah, hail to the lord of wind! kecupanmu mendarat tepat di ujung terdalam jantungku yg mendenyut mencepat di semenjak tak kutakutkan lagi akan sakit yang meradang

biarlah kita bersama membasuh dan membalut luka. hentikan sakit itu di beberapa tempat kenangan, biarlah sisanya mengalir selayaknya mimpi yang tergenang di atas air. dan sakit yang kurasa kini berbeda. katakanlah hai pengembara, dimanakah dapat kau temukan tabib yg dpt menyembuhkan rinduku?

titik terdalam dari kesakitan adl titik puncak dr kebahagiaan. jd jikalau kesakitan itu belum mendalam hanya tinggal dipush lebih mendalamagar setara dengan puncak yg bahagia.

Sampai jumpa di "pucak" kebahagiaan kalau begitu. tak sabar kuberbagi keindahan itu denganmu

Ya, sampai jumpa manusia indahku. kita akan sama2 menikmati "20 tahun" penantian hingga bertemi (di) "puncak". have a great thousand kisses life. still tough!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home