Friday, August 01, 2008

Bilangan Fu

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Ayu Utami
Saya mengira Ayu Utami sudah memerah kecerdasannya sampai tetes terakhir ketika dia menyelesaikan dwilogi Saman dan Larung. Saya mengira akan sulit bagi Ayu untuk menandingi dirinya sendiri.

Lalu 7 tahun lamanya Ayu tidak menerbitkan sebuah karya yang benar-benar berarti seperti dwilogi bertenaga itu, sampai akhirnya prasangka-prasangka tanpa bukti bermunculan seperti bahwa Saman dan Larung bukan benar-benar karya Ayu Utami. Bahwa Ayu Utami tidak pantas mendapatkan Prince Clause Award. Bahwa tulisan-tulisan Ayu Utami yang terbit setelah Saman dan Larung tidak mencerminkan kekuatan sejuta metafor, yang berujung pada pendapat bahwa puja-puji untuk Ayu Utami selama ini terlalu berlebihan.

Lalu tahun ini Ayu Utami melahirkan Bilangan Fu dibantu bidan Kepustakaan Populer Gramedia.

Membaca dua-tiga bab pertama, saya masih merasa karya ini tetap tidak sekuat Saman dan Larung. Tapi saya masih merasa kekuatan metafora dan simbol yang luar biasa. Seperti Cala Ibi milik Nukila Amal, meskipun tidak seintens itu. Kekayaan metarofa ini diimbangi dengan kekuatan bernarasi dan berstruktur (Kata siapa plot non-linear dipakai hanya agar karya terasa berat? Plot non-linear juga adalah simbol dan permainan suspens yang menarik!)

Tiba pada pertengahan plot, barulah saya tertampar oleh orgasme-orgasme simbolis yang liar hingga ke lembar terakhir. Ini dia kekuatan bertutur Ayu Utami yang selama ini saya kagumi, dia kembali bahkan jauh lebih kuat dari Saman dan Larung. Bilangan Fu membuktikan bahwa Ayu Utami masih pemain yang kuat dalam arena berbahasa. Bahwa selama beberapa tahun belakangan, saat orang-orang mulai melupakan dan meragukan si parasit lajang, Ayu Utami justru sedang menenun sebuah karya yang akan menjadi manifesto paling berharga di masa pubertas bangsa ini.

Bilangan Fu adalah sebuah novel, essai, puisi, pernyataan sikap – tentang bagaimana bangsa ini harus melihat diri dan agama. Bilangan Fu dengan ambiguitasnya berusaha memberikan perspektif baru dalam memandang ketuhanan, serta memberikan mantra pada manusia-manusia agar tidak tersesat dan hanyut pada absolutisme yang mengancam.

Saya bisa menjabarkan interpretasi saya terhadap pemaknaan symbol Bilangan Fu dan menggali tema mendasar yang menjadi akar karya ini, tapi saya tidak memilih untuk membukanya sekarang – pada review yang begitu prematur ini. Bilangan Fu layak mendapat perhatian dan pembedahan lebih matang.

Tidak ada salah benar, hitam putih, baik buruk dalam manifesto Bilangan Fu. Yang ada adalah sebuah ajakan, untuk mengintip dunia secara lebih kritis dan mengizinkan pandangan alternatif dari kepala yang sudah terbenam doktrin.

Saya hanya berharap semoga manifesto ini berhasil. Karena saya memahami tujuan yang ingin dicapai Ayu Utami melalui Bilangan Fu: Sebuah kedamaian dimana manusia yang berbeda-beda prinsip dan keyakinan dapat hidup berdampingan dan menjalin persahabatan.

link-link bagus:
http://www.goodreads.com/book/show/3492825.Bilangan_Fu
http://fanabis.blogsome.com/2008/07/13/bilangan-fu-0-dan-satu/
http://johnherf.wordpress.com/2008/07/24/spiritualisme-kritis-ayu-utami/
http://www.ukzn.ac.za/cca/images/tow/TOW2006/bios/Utami.htm

Labels:

4 Comments:

Anonymous mbakyu trisia said...

BRAVO AYU!!

Friday, August 01, 2008  
Anonymous made susanto said...

beli ah!!
karya ayu gak ada yg jelek (menurut aku)

Friday, August 01, 2008  
Anonymous pongo pygmaeus abelii said...

pasti bagus lah..beliin dong..hehhehehe

Saturday, August 02, 2008  
Anonymous faesal rizal said...

jadi aku kapan dipinjeminya :)

Sunday, August 03, 2008  

Post a Comment

<< Home