Sunday, September 03, 2006

Tidak Sebelum Kita Dibebaskan

Ada yang ingin kuceritakan, kawan
Kepada mereka yang tinggal di tepian
Kau lemparkan panah yang tertusuk tajam
Entah sampai kapan
Kau relakan retakan bumi menghajar
Memisahkan kejiwaan dengan dan sesaka dunia
Entah sampai kapan, kawan

Ada sesuatu yang ingin kuceritakan
Entah di mana suatu kekuatan suatu saat akan memecahkan kita
Menyembelih tiap puing dan debu yang terlempar ke udara
Suatu saat, di sini kita berdiri
Menanti perpecahan kembali menjadikan akar
Yang 'kan tumbuh, kawan
Entah sampai kapan

Ada sesuatu yang ingin kuceritakan
Sampai suatu saat nanti darah itu mengering dan kembali terluka
Perjuangan itu selalu sia-sia, kau katakan
Tapi sesuatu akan terbang bersama energi yang kau lepaskan
Mereka tidak menghilang
Melainkan melebur bersama nafasmu yang menyatu di udara
Jantungmu hendak meledak
Hemecahkan nadimu
Percikan darah di udara!
Terlukis ikatan-ikatan yang mengikat jiwa
Kita akan mati!
Tapi tidak sekarang
Tidak sebelum ekspresi diungkapkan, kawan
Tidak sebelum kita dibebaskan!

Bekasi, 3 September 2006

*dedicated to my lovely campus. Kampus sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas indonesia, yang secara ironis kebebasan berekspresi sungguh diredam dan dipersulit.
Hei para birokrat! biarkan kami melepaskan karya-karya kami ke udara!
Biarkan kami menari di antara tebing-tebing ideologi dan putaran doktrin-doktrin para akademisi!
Kami hanya ingin berkarya, dan itu bukanlah sebuah dosa...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home